Selasa, 11 November 2025

5 Wisata Sejarah Banyuwangi yang Penuh Nilai Budaya

wisata sejarah di Banyuwangi yang sarat nilai budaya, menampilkan bangunan bersejarah, situs tradisional, dan peninggalan masa lalu.”

NGLENCER - Banyuwangi bukan hanya tentang pantai seluas mata memandang atau pegunungan yang memagari kota. Di balik keelokan alamnya, kota ujung timur Pulau Jawa ini menyimpan deretan wisata sejarah Banyuwangi yang tak lekang oleh waktu. Setiap lokasinya membawa kisah lama yang masih dirawat dengan penuh hormat oleh masyarakat Osing—penduduk asli Banyuwangi yang memegang erat tradisi leluhur.

Melihat cagar budaya Banyuwangi bukan sekadar wisata, melainkan perjalanan menembus peradaban kuno, masa kolonial, hingga kisah legenda yang diwariskan turun-temurun. Inilah lima destinasi sejarah yang menyimpan nilai budaya mendalam dan layak Anda kunjungi.


 1. Situs Kawitan: Jejak Leluhur Suku Osing

Situs Kawitan adalah salah satu tempat yang paling sering disebut ketika membahas tentang akar masyarakat Osing. Kawasan ini diyakini sebagai bumi kelahiran peradaban Osing yang berkembang sejak berabad-abad lalu.

Nilai Budaya yang Masih Dijaga

Di sini, wisatawan bisa menemukan berbagai peninggalan tradisi, seperti:

  • tempat ritual adat,

  • pepunden (pusat penghormatan leluhur),

  • serta bangunan kuno yang masih digunakan saat upacara adat berlangsung.

Situs Kawitan menjadi pusat dari banyak ritual sakral Osing, terutama saat tradisi Barong Idher Bumi atau upacara bersih desa. Meski sederhana dan jauh dari hiruk-pikuk kota, wilayah ini mempunyai aura historis yang begitu kental.

 Suasana Mistis namun Menenangkan

Sebagian wisatawan menggambarkan kawasan ini memiliki suasana tenang namun sarat aura magis. Tidak heran, karena wilayah ini sejak dulu dipercaya sebagai pusat spiritual masyarakat Osing. Berkunjung ke sini membuat kita seolah sedang pulang ke masa asal-usul Banyuwangi, masa ketika tradisi menjadi identitas yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.


Baca Juga : wisata religi banyuwangi makam sayu wiwit masjid agung

 

2. Rumah Osing Kemiren: Warisan Arsitektur Tradisional

Desa Adat Kemiren telah lama dikenal sebagai ikon budaya Banyuwangi. Rumah-rumah Osing yang berdiri berderet adalah cerminan peradaban masyarakat yang kokoh menjaga adat hingga hari ini.

Arsitektur yang Punya Makna Simbolik

Rumah Osing memiliki struktur yang khas:

  • pintu rendah sebagai simbol kesopanan,

  • dinding kayu tebal penanda kehangatan keluarga,

  • dan atap berbentuk tikel balung yang melambangkan persatuan.

Selain itu, rumah Osing biasanya tak lepas dari ornamen tradisional yang dipakai pada upacara seperti Gandrung atau Seblang.

Pusat Aktivitas Budaya

Di rumah-rumah inilah berbagai ritual dan pertunjukan sakral Osing dilakukan. Setiap sela kayu, setiap pahatan, seolah menjadi saksi perjalanan panjang masyarakat Osing mempertahankan identitas budayanya.

Desa Kemiren membuat siapa pun merasakan bagaimana kearifan lokal masih hidup dan bergerak, bukan hanya menjadi catatan sejarah.


 3. Rowo Bayu: Situs Penuh Kisah Perlawanan dan Misteri

Rowo Bayu semakin populer berkat keindahannya yang terselimuti cerita mistis. Namun jauh sebelum itu, kawasan ini dikenal sebagai lokasi persembunyian pasukan Jagapati yang berjuang melawan VOC pada abad ke-18.

Kisah Perlawanan yang Melegenda

Konon, Ki Angga Kusuma dan pasukannya menggunakan hutan lebat Rowo Bayu sebagai basecamp untuk merencanakan strategi perang. Semangat perjuangan itu masih melekat sampai hari ini, terutama di bagian Rowo (rawa) yang dipercaya menyimpan energi spiritual.

Suasana Sakral dan Tenang

Masyarakat setempat percaya bahwa Rowo Bayu adalah tempat yang dijaga makhluk halus. Mereka menghormati tempat ini, bukan menakuti-nakutinya. Wisatawan pun sering merasakan kesejukan alami yang tidak biasa—seolah ada yang menjaga ketenangan kawasan ini.

 Tradisi Ritual di Rowo Bayu

Beberapa ritual adat Banyuwangi bahkan dilakukan di kawasan ini, termasuk ritual bersih desa yang diikuti warga dari berbagai daerah di sekitar Songgon.

Rowo Bayu bukan hanya tempat wisata, tapi juga situs yang sarat nilai filosofis—tentang keberanian, kepercayaan, dan penghormatan pada alam.


 4. Pura Agung Blambangan: Saksi Bisu Kerajaan Besar di Ujung Timur Jawa

Banyuwangi dulunya merupakan pusat kekuasaan Kerajaan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. Pura Agung Blambangan menjadi salah satu bukti kejayaan masa tersebut.

Arsitektur Megah dengan Sentuhan Klasik

Pura ini memiliki gerbang besar berornamen khas Majapahit dan corak Bali, menjadikannya unik dan megah. Meski telah mengalami pemugaran, bentuk dan nilai sejarahnya tetap dijaga.

Tempat Upacara Sakral

Pura ini tak hanya berdiri sebagai situs sejarah, tetapi menjadi tempat ibadah Hindu yang masih aktif. Upacara besar seperti Pagerwesi, Galungan, dan Kuningan sering diadakan di sini.

Atmosfernya menenangkan; deretan gapura besar, bale-bale, serta aroma dupa membuat pengunjung merasakan kekuatan spiritual yang mendalam.


 5. Museum Blambangan: Gerbang Pengetahuan Banyuwangi Tempo Dulu

Untuk memahami nilai budaya Banyuwangi secara menyeluruh, Museum Blambangan adalah tempat yang paling tepat. Museum ini menyimpan ratusan koleksi artefak, foto, manuskrip, hingga benda-benda adat Osing dan peninggalan masa kerajaan.

H3 – Koleksi Lengkap Peradaban Banyuwangi

Beberapa koleksi penting yang bisa ditemukan di museum:

  • patah pedang dan tombak kerajaan,

  • pakaian adat Osing kuno,

  • perlengkapan ritual Seblang,

  • keramik tua dari masa perdagangan Asia.

Museum Blambangan adalah ruang yang menghadirkan waktu lampau secara utuh dan rapi. Pengunjung dapat melihat bagaimana Banyuwangi berkembang dari masa tradisional, kolonial, hingga modern.


Mengapa Wisata Sejarah Banyuwangi Selalu Memikat?

Banyuwangi bukan hanya indah sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga kaya dari sisi budaya. Tradisi Osing yang tetap hidup di tengah modernisasi menjadi bukti bahwa masyarakat Banyuwangi mampu merawat warisan leluhur.

Wisata sejarah Banyuwangi memberi pengalaman berbeda:

  • Anda tidak hanya melihat tempat, tetapi ikut merasakan cerita.

  • Anda tidak hanya berjalan, tetapi diajak memahami nilai budaya.

  • Anda tidak hanya berfoto, tetapi membawa pulang makna.

Menelusuri Banyuwangi berarti menapak jejak masa lalu yang masih hidup bersama masyarakatnya hingga hari ini.

sevenstarindonesi

1. Apa waktu terbaik untuk mengunjungi wisata sejarah Banyuwangi?

Waktu terbaik adalah pagi hingga siang hari agar Anda dapat mengeksplorasi dengan nyaman sekaligus mendapatkan pencahayaan terbaik untuk foto.

2. Apakah wisata sejarah Banyuwangi cocok untuk keluarga?

Ya. Mayoritas lokasi mudah diakses, ramah anak, dan sangat edukatif untuk memperkenalkan budaya lokal kepada keluarga.

Penulis: vivian Dewi

REFERENSI

Website banyuwangipark.com

Website labirutour.com

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *