Jumat, 31 Oktober 2025

Nikmati Udara Segar di Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi

Pemandangan asri di Desa Wisata Osing Kemiren, Banyuwangi, menunjukkan hamparan sawah hijau dan rumah-rumah adat Osing di bawah langit biru cerah.

NGLENCER - Pagi di Banyuwangi selalu punya cara menyapa yang berbeda. Di Desa Wisata Osing Kemiren, udara segar bukan sekadar hembusan angin, melainkan cerita yang hidup di antara kabut tipis, aroma kopi, dan suara ayam jantan yang bersahutan dari kejauhan.

Desa ini seperti jeda dari hiruk-pikuk dunia luar — tempat di mana waktu berjalan lebih pelan dan setiap sudutnya bercerita tentang kearifan orang Osing, suku asli Banyuwangi.


Sejuknya Udara Pagi di Desa Wisata Osing

Berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kota Banyuwangi, Desa Wisata Osing Kemiren memeluk pengunjung dengan suasana pedesaan yang masih sangat alami. Jalan-jalan kecil berlapis batu, sawah yang membentang hijau, dan pepohonan tinggi yang menaungi tiap langkah seolah menjadi lukisan hidup yang bergerak pelan di bawah sinar matahari pagi.

Tak perlu tergesa. Di sini, kamu akan belajar bahwa menikmati perjalanan tak selalu harus cepat. Setiap napas membawa aroma tanah basah dan embun yang baru jatuh, mengingatkan bahwa kesederhanaan adalah kemewahan yang kerap kita lupakan.

Senyum warga menyapa ramah dari teras rumah mereka, sambil menawarkan secangkir kopi hitam khas Kemiren — kopi yang disangrai dengan sabar di tungku kayu, menghasilkan aroma pekat yang sulit dilupakan.


Baca Juga : Eksplorasi Banyuwangi 2025, Dari Sunrise of Java hingga Surga Alam yang Mendunia

 

Menyusuri Lorong-Lorong Tradisi dan Kearifan Lokal

Desa Kemiren bukan hanya tempat tinggal; ia adalah panggung budaya yang hidup setiap hari. Ketika kamu melangkah di antara gang sempit dan rumah-rumah kayu, kamu sebenarnya sedang menelusuri sejarah panjang masyarakat Osing — suku yang mempertahankan bahasa, adat, dan cara hidup mereka dengan bangga.

Arsitektur Rumah dan Jejak Sejarah Osing

Ciri khas rumah Osing terlihat dari bentuknya yang sederhana tapi kokoh, disebut tikel balung. Atapnya tinggi menjulang, dinding dari papan kayu, dan di bagian tengah rumah biasanya terdapat ruang luas yang digunakan untuk menerima tamu. Di beberapa rumah, kamu akan menemukan lumbung kecil di halaman, tempat menyimpan padi yang menjadi simbol kesejahteraan.

Yang menarik, setiap rumah memiliki ornamen ukir yang berbeda. Ada yang melambangkan harapan akan panen, ada pula yang menjadi doa agar keluarga selalu rukun. Dari detail kecil inilah kamu bisa melihat bagaimana seni dan spiritualitas berpadu dalam keseharian masyarakat Osing.

Budaya yang Tetap Hidup di Tengah Modernitas

Meski dunia terus berubah, Kemiren tak kehilangan jati dirinya. Warga desa masih menjaga ritual-ritual kuno seperti Tumpeng Sewu, sebuah tradisi yang digelar untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Dalam acara ini, seribu tumpeng disusun di sepanjang jalan desa, diiringi musik gandrung yang ritmis dan syahdu.

Bagi orang Osing, budaya bukan hanya kenangan, tapi napas kehidupan. Mereka meyakini, tanpa adat dan gotong royong, desa akan kehilangan rohnya. Itulah sebabnya, setiap kali ada tamu yang datang, mereka disambut dengan keramahan tulus dan suguhan khas — seolah-olah kamu bukan sekadar tamu, tapi bagian dari keluarga besar Kemiren.

 

Sajian Kuliner dan Kopi Osing yang Memikat Lidah

Jika udara segar adalah karunia alam, maka kuliner Osing adalah hadiah rasa yang tak boleh dilewatkan. Di sudut-sudut desa, aroma bumbu dapur kerap menyapa. Daun kemangi, cabai rawit, dan terasi bakar berpadu menciptakan harmoni rasa yang khas.

Aroma Kopi Lanang dan Sego Tempong yang Melegenda

Duduklah sejenak di warung kopi Osing. Di sana, kamu bisa mencicipi kopi lanang, jenis kopi khas Banyuwangi yang dikenal karena cita rasanya yang kuat dan sedikit pahit. Konon, kopi ini diberi nama “lanang” karena bijinya tunggal — melambangkan kekuatan dan kejantanan rasa. Diseduh perlahan, disajikan panas, dan diminum sambil menatap sawah yang menguning di kejauhan — pengalaman sederhana namun memuaskan.

Tak kalah menggoda adalah sego tempong, makanan khas yang jadi kebanggaan warga Kemiren. Sepiring nasi hangat, sambal mentah, dan lauk seperti ikan asin, tahu, atau ayam goreng — semuanya disajikan dengan daun pisang yang masih hangat. Rasa pedasnya menggigit, tapi justru di sanalah letak kenikmatan yang membuatnya legendaris.

 

Aktivitas Seru yang Bisa Kamu Coba di Kemiren

Desa Wisata Osing bukan hanya tempat untuk diam. Ia mengajakmu berinteraksi, menyelami, dan ikut merasakan denyut kehidupan warganya.

Menyaksikan Ritual dan Festival Budaya Osing

Kalau kamu datang di waktu yang tepat, kamu bisa menyaksikan festival budaya yang digelar di sepanjang tahun. Salah satu yang paling ditunggu adalah Festival Tumpeng Sewu dan Gandrung Sewu. Di sinilah seni, musik, dan doa berpadu menjadi satu perayaan yang memukau. Warga, tua-muda, turun ke jalan dengan pakaian adat warna-warni, membawa tumpeng sambil menari mengikuti irama gamelan.

Selain itu, ada pula Barong Kemiren, pertunjukan khas yang menampilkan tokoh barong sebagai penjaga desa. Tak sekadar hiburan, pertunjukan ini adalah bentuk doa dan perlindungan agar desa selalu tenteram.

Menginap di Homestay Tradisional

Untuk kamu yang ingin lebih lama menikmati suasana desa, banyak homestay tradisional yang dikelola langsung oleh warga. Kamar sederhana, kasur empuk, dan dinding kayu yang harum karena usia — semua memberi sensasi pulang ke rumah nenek di masa kecil. Malam hari, kamu bisa duduk di teras, mendengarkan suara jangkrik dan obrolan hangat tuan rumah yang penuh cerita tentang leluhur Osing.

Menginap di sini bukan sekadar tidur, melainkan ikut merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal. Kamu bisa belajar menumbuk kopi, membuat batik Osing, atau ikut menanam padi di sawah. Setiap aktivitas terasa tulus dan penuh makna.

 

Menghirup Tenang di Ujung Timur Jawa

Di tengah derasnya arus pariwisata modern, Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi adalah oase keaslian. Ia menawarkan sesuatu yang sulit ditemukan di tempat lain: kesejukan udara yang murni, keramahan manusia yang tak dibuat-buat, dan kebanggaan terhadap warisan budaya yang tetap hidup di setiap langkah.

Menikmati Kemiren bukan sekadar perjalanan wisata. Ia adalah perjalanan hati — tempat kita belajar bahwa kebahagiaan sering kali hadir dalam kesederhanaan: secangkir kopi hangat, tawa warga desa, dan udara pagi yang membawa kedamaian.

 

sevenstarindonesi

Seputar Desa Wisata Osing Kemiren

1. Kapan waktu terbaik berkunjung ke Desa Osing Kemiren?
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah antara bulan Juli hingga Oktober, ketika cuaca cerah dan beberapa festival budaya digelar. Pagi hari menjadi waktu favorit karena udara masih segar dan cahaya matahari menyorot lembut di antara rumah-rumah adat.

2. Apa saja aktivitas favorit wisatawan di Desa Wisata Osing?
Wisatawan biasanya menikmati berjalan kaki menyusuri desa, belajar membuat kopi Osing, menyaksikan pertunjukan gandrung, hingga menginap di homestay tradisional. Semua memberikan pengalaman otentik yang tak sekadar dilihat, tapi juga dirasakan.


REFERENSI:

beritajatim

godestinationvillage


Penulis : vivian dewi 

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *