Nikmati Udara Segar di Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi
NGLENCER - Pagi di Banyuwangi selalu punya
cara menyapa yang berbeda. Di Desa Wisata Osing Kemiren, udara segar bukan
sekadar hembusan angin, melainkan cerita yang hidup di antara kabut tipis,
aroma kopi, dan suara ayam jantan yang bersahutan dari kejauhan.
Desa ini seperti jeda dari hiruk-pikuk dunia luar — tempat di mana waktu berjalan lebih pelan dan setiap sudutnya bercerita tentang kearifan orang Osing, suku asli Banyuwangi.
Sejuknya Udara Pagi di
Desa Wisata Osing
Berjarak sekitar 7 kilometer dari
pusat kota Banyuwangi, Desa Wisata Osing Kemiren memeluk pengunjung dengan
suasana pedesaan yang masih sangat alami. Jalan-jalan kecil berlapis batu,
sawah yang membentang hijau, dan pepohonan tinggi yang menaungi tiap langkah
seolah menjadi lukisan hidup yang bergerak pelan di bawah sinar matahari pagi.
Tak perlu tergesa. Di sini, kamu
akan belajar bahwa menikmati perjalanan tak selalu harus cepat. Setiap napas
membawa aroma tanah basah dan embun yang baru jatuh, mengingatkan bahwa
kesederhanaan adalah kemewahan yang kerap kita lupakan.
Senyum warga menyapa ramah dari
teras rumah mereka, sambil menawarkan secangkir kopi hitam khas Kemiren — kopi
yang disangrai dengan sabar di tungku kayu, menghasilkan aroma pekat yang sulit
dilupakan.
Baca Juga : Eksplorasi Banyuwangi 2025, Dari Sunrise of Java hingga Surga Alam yang Mendunia
Menyusuri Lorong-Lorong
Tradisi dan Kearifan Lokal
Desa Kemiren bukan hanya tempat
tinggal; ia adalah panggung budaya yang hidup setiap hari. Ketika kamu
melangkah di antara gang sempit dan rumah-rumah kayu, kamu sebenarnya sedang
menelusuri sejarah panjang masyarakat Osing — suku yang mempertahankan bahasa,
adat, dan cara hidup mereka dengan bangga.
Arsitektur Rumah dan Jejak
Sejarah Osing
Ciri khas rumah Osing terlihat
dari bentuknya yang sederhana tapi kokoh, disebut tikel balung. Atapnya
tinggi menjulang, dinding dari papan kayu, dan di bagian tengah rumah biasanya
terdapat ruang luas yang digunakan untuk menerima tamu. Di beberapa rumah, kamu
akan menemukan lumbung kecil di halaman, tempat menyimpan padi yang
menjadi simbol kesejahteraan.
Yang menarik, setiap rumah
memiliki ornamen ukir yang berbeda. Ada yang melambangkan harapan akan panen, ada
pula yang menjadi doa agar keluarga selalu rukun. Dari detail kecil inilah kamu
bisa melihat bagaimana seni dan spiritualitas berpadu dalam keseharian
masyarakat Osing.
Budaya yang Tetap Hidup di
Tengah Modernitas
Meski dunia terus berubah,
Kemiren tak kehilangan jati dirinya. Warga desa masih menjaga ritual-ritual
kuno seperti Tumpeng Sewu, sebuah tradisi yang digelar untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Dalam acara ini, seribu tumpeng
disusun di sepanjang jalan desa, diiringi musik gandrung yang ritmis dan
syahdu.
Bagi orang Osing, budaya bukan
hanya kenangan, tapi napas kehidupan. Mereka meyakini, tanpa adat dan gotong
royong, desa akan kehilangan rohnya. Itulah sebabnya, setiap kali ada tamu yang
datang, mereka disambut dengan keramahan tulus dan suguhan khas — seolah-olah
kamu bukan sekadar tamu, tapi bagian dari keluarga besar Kemiren.
Sajian Kuliner dan Kopi
Osing yang Memikat Lidah
Jika udara segar adalah karunia
alam, maka kuliner Osing adalah hadiah rasa yang tak boleh dilewatkan. Di
sudut-sudut desa, aroma bumbu dapur kerap menyapa. Daun kemangi, cabai rawit,
dan terasi bakar berpadu menciptakan harmoni rasa yang khas.
Aroma Kopi Lanang dan Sego
Tempong yang Melegenda
Duduklah sejenak di warung
kopi Osing. Di sana, kamu bisa mencicipi kopi lanang, jenis kopi
khas Banyuwangi yang dikenal karena cita rasanya yang kuat dan sedikit pahit.
Konon, kopi ini diberi nama “lanang” karena bijinya tunggal — melambangkan
kekuatan dan kejantanan rasa. Diseduh perlahan, disajikan panas, dan diminum
sambil menatap sawah yang menguning di kejauhan — pengalaman sederhana namun
memuaskan.
Tak kalah menggoda adalah sego
tempong, makanan khas yang jadi kebanggaan warga Kemiren. Sepiring nasi
hangat, sambal mentah, dan lauk seperti ikan asin, tahu, atau ayam goreng —
semuanya disajikan dengan daun pisang yang masih hangat. Rasa pedasnya
menggigit, tapi justru di sanalah letak kenikmatan yang membuatnya legendaris.
Aktivitas Seru yang Bisa
Kamu Coba di Kemiren
Desa Wisata Osing bukan hanya
tempat untuk diam. Ia mengajakmu berinteraksi, menyelami, dan ikut merasakan
denyut kehidupan warganya.
Menyaksikan Ritual dan
Festival Budaya Osing
Kalau kamu datang di waktu yang
tepat, kamu bisa menyaksikan festival budaya yang digelar di sepanjang tahun.
Salah satu yang paling ditunggu adalah Festival Tumpeng Sewu dan Gandrung
Sewu. Di sinilah seni, musik, dan doa berpadu menjadi satu perayaan yang
memukau. Warga, tua-muda, turun ke jalan dengan pakaian adat warna-warni,
membawa tumpeng sambil menari mengikuti irama gamelan.
Selain itu, ada pula Barong
Kemiren, pertunjukan khas yang menampilkan tokoh barong sebagai penjaga
desa. Tak sekadar hiburan, pertunjukan ini adalah bentuk doa dan perlindungan
agar desa selalu tenteram.
Menginap di Homestay
Tradisional
Untuk kamu yang ingin lebih lama
menikmati suasana desa, banyak homestay tradisional yang dikelola
langsung oleh warga. Kamar sederhana, kasur empuk, dan dinding kayu yang harum
karena usia — semua memberi sensasi pulang ke rumah nenek di masa kecil. Malam
hari, kamu bisa duduk di teras, mendengarkan suara jangkrik dan obrolan hangat
tuan rumah yang penuh cerita tentang leluhur Osing.
Menginap di sini bukan sekadar
tidur, melainkan ikut merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat lokal. Kamu
bisa belajar menumbuk kopi, membuat batik Osing, atau ikut menanam padi di
sawah. Setiap aktivitas terasa tulus dan penuh makna.
Menghirup Tenang di Ujung
Timur Jawa
Di tengah derasnya arus
pariwisata modern, Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi adalah oase
keaslian. Ia menawarkan sesuatu yang sulit ditemukan di tempat lain: kesejukan
udara yang murni, keramahan manusia yang tak dibuat-buat, dan kebanggaan
terhadap warisan budaya yang tetap hidup di setiap langkah.
Menikmati Kemiren bukan sekadar
perjalanan wisata. Ia adalah perjalanan hati — tempat kita belajar bahwa
kebahagiaan sering kali hadir dalam kesederhanaan: secangkir kopi hangat, tawa
warga desa, dan udara pagi yang membawa kedamaian.

Seputar Desa Wisata
Osing Kemiren
1. Kapan waktu terbaik berkunjung
ke Desa Osing Kemiren?
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah antara bulan Juli hingga Oktober, ketika
cuaca cerah dan beberapa festival budaya digelar. Pagi hari menjadi waktu
favorit karena udara masih segar dan cahaya matahari menyorot lembut di antara
rumah-rumah adat.
2. Apa saja aktivitas favorit
wisatawan di Desa Wisata Osing?
Wisatawan biasanya menikmati berjalan kaki menyusuri desa, belajar membuat kopi
Osing, menyaksikan pertunjukan gandrung, hingga menginap di homestay
tradisional. Semua memberikan pengalaman otentik yang tak sekadar dilihat, tapi
juga dirasakan.
REFERENSI:
beritajatim
godestinationvillage
Penulis : vivian dewi

