Pernah Coba Es Drop Asli Blitar? Ini Bedanya dengan Es Jadul Lainnya
Jika
sekilas ia terlihat mirip dengan es lilin biasa, jangan salah. Es Drop Asli
Blitar adalah warisan kuliner yang jauh lebih tua, diproduksi sejak tahun 1937,
dan memiliki perbedaan fundamental yang membuatnya bertahan melawan gempuran es
krim modern. Apa yang membuat kuliner legendaris Blitar ini begitu unik
dan berbeda dari es tradisional lain yang pernah Anda cicipi? Mari kita telisik
rahasia di balik resep, bahan, dan cara penyajiannya.
Membongkar
Resep Otentik: Kunci Perbedaan Es Drop
Perbedaan
mendasar antara Es Drop Blitar dan es jadul lainnya—seperti es lilin
atau es potong yang lebih banyak menggunakan air dan sedikit perasa—terletak
pada konsistensi dan bahan baku utamanya.
1.
Fondasi Rasa: Santan Kelapa Murni
Kebanyakan
es lilin atau es mambo tradisional menggunakan air, susu kental manis, atau
sirup instan sebagai basis utamanya. Sebaliknya, Es Drop menggunakan santan
kelapa murni yang kental.
- Es Drop: Kaya akan
lemak nabati alami dari santan. Ini menghasilkan tekstur yang lebih gurih,
creamy, dan padat, tetapi tetap lembut saat digigit. Rasanya tidak
hanya sekadar manis, melainkan manis-gurih yang khas Nusantara.
- Es Lilin/Es Mambo:
Basisnya cenderung lebih ringan (berair) dan tipis. Rasanya didominasi
oleh perasa buatan atau rasa manis dari susu kental manis, sehingga
seringkali terasa lebih cepat mencair dan kurang 'menggigit'.
Penggunaan
santan kelapa murni ini adalah resep otentik yang dijaga ketat
oleh pabrik Es Drop di Blitar sejak puluhan tahun lalu, memastikan
kualitas rasa yang stabil dari generasi ke generasi.
2.
Pemanis Alami: Kekuatan Gula Merah
Tidak
hanya santan, jenis pemanis yang digunakan juga membedakan Es Drop.
- Es Drop:
Mengandalkan gula merah (gula jawa) dan gula putih alami. Gula
merah memberikan kedalaman rasa yang unik, aroma earthy, dan warna
cokelat muda yang alami pada es. Manisnya terasa lebih legit dan
tidak membuat enek.
- Es Potong/Es Goyang:
Seringkali hanya menggunakan gula pasir putih atau sirup dengan pemanis
buatan yang menghasilkan rasa manis yang lebih 'kosong' atau flat.
Komitmen
untuk menggunakan gula merah murni membuat biaya produksi Es Drop lebih
tinggi, tetapi konsistensi ini adalah harga mati demi menjaga cita rasa kuliner
legendaris Blitar ini.
3.
Konsistensi Sejak 1937
Faktor
ketiga adalah sejarah. Sementara banyak resep es tradisional lain
berubah seiring zaman, Es Drop yang terkenal dengan logo Burung Betet
merupakan bisnis yang telah mendapatkan hak paten dan dikelola secara turun
temurun. Ini berarti mereka mempertahankan proses manual dan proporsi bahan
yang sama persis dengan yang digunakan pada era kolonial.
Perbedaan
Mencolok: Kemasan dan Cara Penyajian
Selain
resep, identitas visual dan cara menikmati Es Drop Blitar juga berbeda
secara signifikan dari kompetitor es jadul lainnya.
A.
Selongsong Kertas vs. Plastik
Ini
adalah ciri fisik yang paling mudah dikenali dari jajanan Blitar ini.
- Es Drop: Dibungkus
dengan selongsong kertas khusus (kertas roti) yang dicetak dengan logo
khas. Kemasan kertas ini memberikan sentuhan jajanan nostalgia yang
kuat. Kertas juga dianggap lebih higienis dan tidak mempengaruhi rasa es,
sebuah prinsip yang dipertahankan produsen sejak lama.
- Es Lilin/Es Mambo:
Hampir selalu menggunakan plastik tipis atau plastik es mambo yang diikat.
B.
Stik Tusuk Sate Unik
- Es Drop: Pegangan Es
Drop menggunakan stik kayu tipis berbentuk lonjong, mirip seperti tusuk
sate. Bentuk ini berbeda total dengan stik kayu pipih lebar yang digunakan
pada es krim modern atau es potong lainnya. Stik ini melengkapi bentuk
esnya yang memanjang.
- Es Potong: Biasanya
disajikan dengan ditusuk menggunakan tusuk bambu setelah es
dipotong-potong dari balok besarnya.
- Es Goyang: Stik
dimasukkan ke dalam adonan setelah dicelup cokelat dan digoyangkan.
C.
Pedagang Ikonik dengan Termos Merah
Anda
tidak akan menemukan Es Drop di freezer toko modern. Ia dijajakan oleh
para pedagang yang menggunakan wadah khusus.
- Es Drop: Dijual dari
termos merah (tabung merah) berukuran besar yang dilengkapi isolasi
internal, yang menjadi ikon penjualan kuliner legendaris Blitar
ini.
- Es Potong/Es Goyang:
Biasanya dijual dari gerobak es yang menggunakan es batu atau pendingin
balok.
Termos
merah ini bukan hanya wadah, tetapi simbol tradisi yang menandakan bahwa es
yang dijual adalah Es Drop Asli Blitar.
Varian
Rasa Khas Es Drop Blitar
Meskipun resep
otentik dasarnya sama, Es Drop juga memiliki varian rasa yang memanjakan
lidah, yang sekali lagi, dibuat dengan komitmen pada bahan alami.
Ragam
Pilihan yang Konsisten
- Original Gula Merah:
Rasa wajib coba. Menggambarkan kekayaan santan kelapa yang
dipadukan gula merah. Rasa yang paling otentik dan paling
membedakan Es Drop dari es jadul lainnya.
- Kacang Hijau:
Teksturnya paling padat dan creamy karena menggunakan bubur kacang
hijau asli yang dihaluskan. Rasa ini sangat populer sebagai jajanan
Blitar yang mengenyangkan.
- Cokelat Klasik: Rasa cokelat yang seimbang dengan gurihnya santan, berbeda dengan rasa cokelat es krim biasa yang didominasi susu.
Mengapa Es Drop Masih Relevan?
Di era fast
food dan minuman kemasan instan, Es Drop tetap relevan karena tiga hal: kualitas
bahan, konsistensi tradisi, dan nilai nostalgia. Ia
menawarkan koneksi rasa yang jujur dan alami, mengingatkan masyarakat Blitar
dan wisatawan pada kesederhanaan rasa di masa lalu.
Setiap
gigitan Es Drop Blitar adalah pengakuan bahwa produk yang dibuat dengan
cara tradisional, tanpa shortcut, akan selalu memiliki tempat khusus di
hati para penikmat kuliner, jauh melebihi produk massal lainnya.