Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama Situbondo
NGLENCER - Di antara perjalanan panjang
menuju Pulau Bali, terdapat sebuah kawasan konservasi yang kerap disebut
sebagai “Afrika van Java.” Julukan ini bukan tanpa alasan. Hamparan
savana luas, pepohonan kering, dan kehidupan liar yang masih alami membuat Taman
Nasional Baluran menjadi salah satu destinasi wisata alam paling eksotis di
Indonesia.
Tak hanya menawarkan panorama
padang rumput kering yang mirip Afrika, kawasan ini juga menyimpan keindahan
bahari tersembunyi bernama Pantai Bama — pantai tenang dengan pasir
putih lembut di tengah hutan tropis. Dua lanskap berbeda ini berpadu dalam satu
perjalanan yang memikat.
Gerbang Menuju “Afrika van
Java”
Perjalanan menuju TamanNasional Baluran dimulai dari jalur utama Situbondo–Banyuwangi. Begitu
melewati papan besar bertuliskan Baluran National Park, suasana langsung
berubah: udara sejuk, pepohonan rimbun, dan aroma khas hutan tropis menyambut
dari kejauhan.
Tiket masuknya tergolong
terjangkau, yakni sekitar Rp21.000 untuk hari biasa dan Rp31.000
untuk akhir pekan. Bagi pengunjung yang ingin melakukan pemotretan
profesional seperti prewedding, tersedia tarif khusus yang dapat dilihat di
loket utama.
Di area depan, pengunjung dapat
beristirahat sejenak di menara pandang kuning — spot foto populer dengan
panorama gunung dan hutan yang membentang. Dari ketinggian, terlihat lanskap
liar yang menanti untuk dijelajahi.
Baca Juga : Pesona Banyuwangi 2025, Surga Wisata Alam di Ujung Timur Pulau Jawa
Menyusuri Savana Bekol: Jantung Baluran
Untuk mencapai Savana Bekol,
wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa jeep open trip
dengan tarif sekitar Rp650.000 per hari, lengkap dengan sopir lokal yang
paham jalur dan titik terbaik untuk berfoto.
Perjalanan sekitar 30 menit dari
gerbang utama ini menghadirkan pengalaman unik: suara burung liar, angin panas
savana, dan papan peringatan agar tidak melaju terlalu cepat karena hewan bisa
melintas kapan saja.
Setibanya di Savana Bekol,
panorama menakjubkan langsung terbentang. Padang rumput kering sejauh mata
memandang berpadu dengan latar megah Gunung Baluran. Saat musim kemarau,
rumput menguning dan pepohonan meranggas, menciptakan nuansa seperti berada di
sabana Afrika Timur.
🌾 Inilah
alasan mengapa Baluran dijuluki “Afrika van Java.”
Di pagi hari, pengunjung
beruntung bisa melihat kawanan rusa, banteng jawa, atau burung merak
mencari makan di antara padang luas. Namun jika tidak, kehadiran monyet ekor
panjang yang aktif di sekitar jalan menjadi hiburan tersendiri — walau
tetap perlu waspada karena mereka dikenal “iseng” mengambil barang atau
makanan.
Spot Foto Favorit dan
Etika Wisata Alam
Savana Bekol juga dikenal sebagai
surga bagi fotografer alam. Salah satu spot paling ikonik adalah kumpulan
tulang kerbau, sisa kehidupan liar yang menjadi simbol ekosistem alami
Baluran.
Di sekelilingnya, langit biru
cerah dan padang luas menjadi latar sempurna untuk foto dramatis.
Namun pengunjung diingatkan untuk tetap mematuhi aturan konservasi:
- Dilarang memberi makan satwa liar.
- Tidak membuang sampah sembarangan.
- Tidak melewati batas area aman yang ditandai
oleh petugas.
Pelanggaran terhadap aturan ini
dapat mengganggu keseimbangan ekosistem yang dijaga ketat oleh pihak taman
nasional.
Melanjutkan Perjalanan ke Pantai Bama
Setelah puas dengan keindahan
savana, perjalanan bisa dilanjutkan menuju Pantai Bama yang berjarak
hanya sekitar 5–10 menit dari Savana Bekol. Jalan menuju pantai sedikit menurun
dan berbatu, namun masih aman untuk kendaraan roda empat maupun roda dua.
Begitu tiba, suasana langsung
berubah total — dari panasnya padang kering menjadi sejuk oleh angin laut. Pantai
Bama menyajikan pasir putih lembut, air laut jernih kebiruan, dan deretan
pohon rindang di tepi pantai.
Tidak ada hiruk-pikuk pedagang
atau wahana air di sini. Pantai ini mempertahankan kesederhanaan alaminya.
Justru di situlah daya tarik utamanya: tenang, bersih, dan penuh pesona alami.
“Penghuni Nakal” di Pantai Bama
Sama seperti di Savana Bekol,
monyet juga menjadi “penghuni tetap” Pantai Bama. Mereka sering berkeliaran di
sekitar parkir dan gazebo, bahkan ada yang nekat membuka pintu mobil pengunjung
untuk mencari makanan.
Wisatawan diimbau menyimpan bekal
di wadah tertutup dan tidak memberi makan satwa liar. Meski tampak lucu,
perilaku memberi makan dapat mengubah pola hidup alami mereka.
Mencicipi “Soto Rujak” dan Wisata Bahari
Di sekitar Pantai Bama terdapat
beberapa warung sederhana yang menjual makanan khas Situbondo. Menu yang cukup
unik dan terkenal di kalangan wisatawan adalah Soto Rujak — perpaduan
kuah soto hangat dengan bumbu rujak pedas.
Selain kuliner, wisatawan juga
bisa menyewa perahu tradisional dengan tarif sekitar Rp200.000 per
perahu untuk berkeliling teluk atau menuju pulau kecil di sekitar kawasan
Baluran. Pemandangan laut biru dan hutan mangrove dari atas perahu menjadi
penutup yang sempurna.
Tips Berkunjung ke Taman Nasional Baluran dan
Pantai Bama
- Datang pagi atau sore hari untuk melihat satwa liar
dan menghindari panas ekstrem.
- Gunakan kendaraan pribadi atau jeep, karena jarak antar-spot
cukup jauh.
- Bawa air dan bekal secukupnya, namun simpan rapat dari
jangkauan monyet.
- Patuhi aturan konservasi, jangan memberi makan satwa
atau melewati batas aman.
- Siapkan kamera terbaikmu, karena setiap sudut
Baluran dan Bama sangat fotogenik.

Surga Liar di Timur Jawa
Taman Nasional Baluran dan Pantai
Bama bukan
sekadar tempat wisata alam — keduanya adalah perwujudan harmoni antara
keindahan, ketenangan, dan kehidupan liar yang murni.
Di sini, kamu bisa melihat sabana
luas seperti Afrika, mendengar suara burung liar di hutan tropis, hingga
merasakan sejuknya angin laut di Pantai Bama. Semua keindahan itu hadir tanpa
polesan modernitas, hanya alam yang berbicara dengan caranya sendiri
Referensi :
- · Traveller Takut Gosong| Taman Nasional Baluran dan Pantai Bama Situbondo
- https://youtu.be/FzSFPRYINzg?si=feqv8d1F0E7prqp3
- · Mlaku Mlaku Yuuk | WISATA TAMAN NASIONAL BALURAN - AFRICA VAN JAVA | WISATA SITUBONDO BANYUWANGI TERBARU 2025
- https://youtu.be/jxG53cm5d6g?si=8nYbAbHGdAIfhKmI


