6 Wisata Alam Tersembunyi di Banyuwangi yang Masih Sepi Pengunjung
NGLENCER - Banyuwangi
selalu punya cara untuk memikat siapa pun yang datang. Di balik nama-nama besar
seperti Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah, ternyata tersimpan sejumlah wisata
alam tersembunyi Banyuwangi yang masih jarang dijamah
wisatawan. Alamnya masih perawan, udaranya jernih, dan suasananya seolah menahan
waktu agar tak terlalu cepat berlari.
Bagi kamu yang ingin mencari
ketenangan, jauh dari riuhnya destinasi populer, enam tempat ini bisa jadi
jawaban. Tak hanya memanjakan mata, tapi juga memberi ruang untuk kembali
mendengar suara alam yang sesungguhnya.
1.
Air Terjun Jagir, Pesona Tiga Aliran dari Lereng Ijen
Dikenal juga dengan sebutan “air
terjun kembar”, Air Terjun Jagir di Desa Kampung Anyar menjadi salah satu
destinasi hidden
gem Banyuwangi yang mudah dijangkau, tapi masih terjaga
keasriannya.
Air terjun ini unik karena memiliki
tiga aliran utama yang jatuh berdampingan dari tebing setinggi sekitar 20
meter. Alirannya jernih, berwarna kehijauan, dengan latar pepohonan rimbun khas
lereng Ijen. Jika datang pagi hari, kabut tipis sering menari di antara
pancuran air — menciptakan pemandangan yang nyaris magis.
Selain itu, area di sekitar air
terjun juga cocok untuk sekadar berendam atau bersantai menikmati udara sejuk
tanpa hiruk pikuk wisatawan.
2.
Pantai Wedi Ireng, Surga Kecil yang Terlindung Bukit
Jika kamu ingin mencari tempat
wisata sepi di Banyuwangi, Pantai Wedi Ireng adalah pilihan
sempurna. Lokasinya berada di Desa Pancer, sekitar 3 km dari Pantai Pulau
Merah. Aksesnya memang sedikit menantang — melewati perbukitan dan jalur tanah
— namun itulah yang membuat pantai ini tetap tenang dan eksklusif.
Pasirnya berwarna abu-abu kehitaman, berpadu kontras dengan birunya laut dan karang-karang besar yang menjadi ciri khas. Suara ombaknya lembut, seakan berbisik di sela angin laut. Di bagian barat pantai, terdapat teluk kecil yang sering dipakai pengunjung untuk berkemah atau sekadar beristirahat di bawah rindangnya pohon pandan laut.
Baca Juga : 7 Pusat Oleh-Oleh Murah di Banyuwangi yang Wajib Dikunjungi Wisatawan
3.
Bukit Mondoleko, Tempat Melihat Banyuwangi dari Ketinggian
Berada di Kecamatan Glenmore, Bukit
Mondoleko menyimpan panorama menakjubkan yang masih jarang diketahui banyak
orang. Dari puncaknya, kamu bisa melihat hamparan sawah dan perkampungan yang
berbaris rapi di bawah kaki Gunung Raung.
Suasana di sini begitu tenang, hanya
ditemani desir angin dan kicau burung. Tak heran jika tempat ini sering disebut
sebagai wisata
anti mainstream di Banyuwangi. Pagi hari adalah waktu terbaik
untuk datang — saat kabut perlahan menguap dan sinar matahari menembus celah
pepohonan, menciptakan siluet yang menawan.
![]() |
| foto tangkapan layar google maps |
4.
Hutan De Djawatan, Dunia Fantasi di Tengah Kota
Meskipun mulai dikenal publik, Hutan
De Djawatan di Desa Benculuk masih menyimpan sisi sunyi yang jarang dijelajahi.
Ratusan pohon trembesi tua menjulang dengan akar dan cabang menjuntai ke segala
arah, menciptakan kesan seperti di film fantasi.
Cahaya matahari yang menembus sela
dedaunan membuat tempat ini fotogenik dari segala sisi. Namun di luar itu, De
Djawatan sebenarnya lebih dari sekadar tempat berfoto — ia adalah ruang tenang
di mana pengunjung bisa berjalan pelan sambil menikmati aroma tanah dan semilir
angin. Tempat ini menjadi bukti lain betapa beragamnya wajah wisata
alam tersembunyi Banyuwangi.
5.
Teluk Biru, Laut Tenang di Balik Tebing
Teluk Biru, atau yang sering disebut
Blue Bay, terletak di bagian selatan Taman Nasional Alas Purwo. Akses ke sini
cukup menantang — harus ditempuh dengan perahu dari Pantai Grajagan — namun
sesampainya di lokasi, semua lelah akan terbayar lunas.
Air lautnya sebening kaca dengan
gradasi warna biru toska yang memukau. Di dasar teluk, terumbu karang tumbuh
subur dan menjadi rumah bagi ratusan ikan warna-warni. Pengunjung bisa
snorkeling atau sekadar berenang menikmati ketenangan air. Karena letaknya
tersembunyi di balik tebing, tempat ini benar-benar terasa seperti “laut
pribadi”.
6.
Savana Sadengan, Lembah Tenang di Ujung Timur Jawa
Tak jauh dari pintu masuk Alas
Purwo, terdapat padang luas bernama Savana Sadengan — spot terbaik bagi
pencinta satwa liar. Banyak yang menyebutnya sebagai “mini Afrika-nya
Banyuwangi”. Dari menara pandang, pengunjung bisa menyaksikan rusa, banteng,
dan merak berkeliaran bebas di antara hamparan hijau.
Waktu terbaik untuk berkunjung
adalah pagi atau sore hari, saat matahari rendah dan udara terasa lebih sejuk.
Suasananya sunyi, hanya terdengar suara jangkrik dan deru angin. Itulah mengapa
Savana Sadengan menjadi salah satu wisata alam tersembunyi Banyuwangi
yang paling direkomendasikan bagi pencari ketenangan.
Menemukan
Ketenangan di Balik Riuh Wisata Banyuwangi
Banyuwangi memang terkenal dengan
energi alamnya yang besar, tapi justru di sudut-sudut sepi seperti inilah
keindahan sejatinya terasa. Enam destinasi di atas bukan hanya menawarkan
pemandangan indah, tapi juga kesempatan untuk merasakan keheningan yang mulai
langka di dunia wisata.
Jadi, jika suatu hari kamu kembali
ke Banyuwangi, cobalah menepi sejenak dari keramaian. Siapa tahu, di antara
pepohonan, pasir, dan udara segar itu — kamu justru menemukan ketenangan yang
selama ini dicari.

1.
Kapan waktu terbaik untuk mengunjungi wisata alam tersembunyi Banyuwangi?
Waktu terbaik adalah antara April hingga Oktober saat musim kemarau. Cuaca
lebih cerah, akses jalan lebih mudah, dan pemandangan terlihat jelas tanpa
terhalang hujan.
2.
Apakah semua lokasi bisa dikunjungi dengan kendaraan pribadi?
Sebagian besar bisa, namun untuk beberapa tempat seperti Teluk Biru dan Wedi
Ireng, diperlukan perahu atau trekking singkat. Sebaiknya gunakan kendaraan
yang prima dan bawa pemandu lokal agar perjalanan lebih aman.
Penulis : Vivian Dewi


.webp)