Liburan ke Kawah Ijen, Menyaksikan Blue Fire yang Mendunia
NGLENCER - Banyuwangi, Jawa Timur — Di balik kabut dingin dan aroma belerang yang pekat, tersimpan keajaiban alam yang seolah menantang logika: blue fire atau api biru yang menyala di tengah kegelapan malam.
Fenomena langka ini hanya
bisa ditemukan di dua tempat di dunia — salah satunya di Kawah
Ijen, Indonesia. Tak heran, setiap tahun ribuan wisatawan lokal
maupun mancanegara rela mendaki dini hari demi menyaksikan pancaran biru yang
memesona itu dengan mata kepala sendiri.
Mendaki Ijen bukan sekadar perjalanan fisik. Ia adalah pengalaman spiritual — perjalanan menembus malam, menunggu keajaiban alam lahir dari perut bumi.
Fenomena
Blue Fire yang Mendunia
Fenomena blue fire KawahIjen pertama kali mencuri perhatian dunia setelah diabadikan
oleh fotografer internasional Olivier Grunewald. Api biru ini muncul akibat gas
belerang yang terbakar saat bersentuhan dengan udara beroksigen tinggi,
menghasilkan nyala berwarna biru elektrik yang hanya terlihat dalam kegelapan
total.
Uniknya, meski terlihat seperti api
“misterius”, sebenarnya nyala biru ini adalah hasil reaksi kimia alami. Gas
belerang yang keluar dari celah kawah terbakar pada suhu lebih dari 600°C,
menciptakan pancaran biru yang begitu memikat.
Namun, keindahan itu hanya bisa dinikmati
dalam waktu singkat — antara pukul 01.00 hingga 04.00 dini hari. Setelah
matahari menampakkan diri, nyala biru perlahan menghilang, digantikan sinar
keemasan yang menyinari danau asam berwarna toska.
Petualangan
Menuju Kawah Ijen
Rute
Perjalanan Menuju Puncak
Perjalanan menuju Kawah Ijen bisa
dimulai dari dua sisi: Banyuwangi di timur
atau Bondowoso
di barat. Kebanyakan pendaki memilih start dari Banyuwangi karena aksesnya
lebih mudah dan fasilitas wisata lebih lengkap.
Pendakian biasanya dimulai dari Pos
Paltuding, titik awal menuju puncak. Dari sini, jarak tempuh ke
kawah sekitar 3 kilometer dengan waktu pendakian 1,5 hingga 2 jam tergantung
stamina. Jalurnya cukup menanjak, namun aman dan sudah terawat baik. Di
beberapa titik, udara belerang mulai terasa, menandakan Anda semakin dekat
dengan kawah.
Suasana
Malam dan Pesona di Puncak
Menjelang dini hari, suasana berubah
mistis. Hanya cahaya senter dan suara langkah yang menemani perjalanan. Saat
mencapai puncak dan menuruni tebing menuju kawah, pemandangan blue
fire mulai tampak — seperti api dari dunia lain yang menari di
antara batuan belerang.
Banyak wisatawan mengaku, rasa lelah
seolah lenyap begitu menyaksikan nyala biru itu secara langsung. “Magis,” kata
sebagian besar dari mereka — karena memang sulit menjelaskan keindahannya
dengan kata-kata.
Baca Juga : Pesona Banyuwangi 2025, Menyelami Surga Alam dan Budaya di Ujung Timur Jawa
Waktu
Terbaik dan Tips Aman Mendaki
Waktu
Ideal untuk Menyaksikan Blue Fire
Musim kemarau (Juli–September)
adalah waktu terbaik untuk berkunjung ke Kawah Ijen. Cuaca
lebih stabil, jalur pendakian kering, dan peluang melihat blue
fire lebih besar. Hindari musim hujan karena jalur bisa licin
dan kabut tebal sering menutupi kawah.
Persiapan
Sebelum Mendaki
·
Datang lebih awal: Start pendakian sekitar pukul
01.00 agar tiba di kawah saat blue fire masih tampak.
·
Gunakan masker gas: Gas belerang cukup pekat di area
kawah. Wisatawan disarankan menyewa masker khusus di pos Paltuding.
·
Bawa senter kepala: Cahaya membantu selama pendakian
malam.
·
Kenakan jaket hangat dan sepatu
anti-slip:
Suhu bisa turun hingga 5°C di puncak.
·
Jaga kebersihan dan tidak merokok di
area kawah:
Demi keselamatan dan kelestarian alam.
Menikmati
Sunrise dan Danau Asam Ijen
Jika blue fire adalah pesona malam,
maka sunrise
Ijen adalah mahakarya pagi. Begitu mentari muncul dari balik
horizon, langit berubah jingga keemasan, perlahan mengungkap danau
kawah berwarna toska yang menakjubkan.
Danau ini merupakan danau asam
terbesar di dunia, dengan pH di bawah 1. Meski berbahaya jika disentuh,
pemandangannya luar biasa indah. Kabut putih menari di atas permukaan air,
berpadu dengan sinar matahari pagi yang hangat — pemandangan yang sulit dilupakan.
Bagi para fotografer, momen ini
adalah waktu terbaik untuk mengabadikan lanskap spektakuler Gunung Ijen. Banyak
juga wisatawan yang memilih duduk di tepi kawah, menikmati kopi hangat sambil
memandangi langit yang perlahan terang.
Fasilitas
dan Akses Wisata Kawah Ijen
Harga
Tiket dan Jam Operasional
Harga tiket masuk Kawah Ijen
bervariasi:
·
Wisatawan
domestik: sekitar Rp30.000 (hari biasa) dan Rp50.000 (akhir pekan).
·
Wisatawan
mancanegara: Rp100.000 (hari biasa) dan Rp150.000 (akhir pekan).
Gunung Ijen buka setiap hari, namun pendakian biasanya hanya diizinkan mulai
pukul 00.00 hingga pagi hari.
Transportasi
dan Akomodasi
Dari Kota Banyuwangi,
perjalanan menuju Pos Paltuding dapat ditempuh sekitar 2 jam menggunakan kendaraan
pribadi atau sewa jeep wisata. Di sekitar pos, tersedia penginapan sederhana
dan warung makan. Jika ingin kenyamanan lebih, banyak hotel dan homestay di
kawasan Licin dan Banyuwangi kota yang bisa dijadikan pilihan.
Pelestarian
Alam dan Etika Wisatawan
Kawah Ijen bukan hanya destinasi
wisata, tapi juga kawasan konservasi yang dilindungi. Setiap langkah pengunjung
berpengaruh pada kelestarian alamnya.
Wisatawan diimbau untuk:
·
Tidak
meninggalkan sampah di jalur pendakian.
·
Tidak
merusak batu belerang atau mengambilnya sebagai suvenir.
·
Menghargai
para penambang belerang yang bekerja keras di bawah kawah.
Mereka adalah bagian dari kisah Ijen
— wajah-wajah yang menantang bahaya demi nafkah, sementara kita datang untuk menikmati
keindahan
Liburan
ke Kawah
Ijen bukan sekadar perjalanan wisata. Ia adalah pengalaman
menyelami keajaiban bumi yang jarang tersentuh. Dari blue fire
yang menari di kegelapan hingga danau asam yang berkilau saat pagi, semuanya
berpadu menciptakan simfoni alam yang menakjubkan.
Jika Anda mencari petualangan yang
memadukan keindahan, tantangan, dan makna — maka Kawah Ijen adalah jawabannya.
Persiapkan diri, jaga alam, dan biarkan Ijen mengajarkan arti kagum yang
sesungguhnya.

1. Kapan waktu terbaik untuk melihat
blue fire di Kawah Ijen?
Waktu terbaik adalah antara pukul
01.00–04.00 dini hari saat kondisi langit masih gelap dan belum tertutup kabut.
Datanglah di musim kemarau agar peluang melihat fenomena ini lebih besar.
2.
Apakah pendakian ke Kawah Ijen aman untuk pemula?
Aman, selama mengikuti jalur resmi
dan mematuhi instruksi petugas. Pastikan kondisi fisik prima, gunakan masker
gas, dan jangan turun terlalu dekat ke sumber belerang.
Penulis : Vivian Dewi


