Menikmati Cita Rasa Otentik dari Minuman Tradisional Madiun

NGLENCER - Madiun. Sekali nama kota ini tersebut, aroma sambal kacang yang khas
dari nasi pecel seolah langsung tercium. Julukan "Kota Pecel" memang
bukan tanpa alasan; kuliner ini telah menjadi identitas yang mendarah daging.
Namun, sebuah petualangan kuliner sejati tidak berhenti pada hidangan utama. Di
sela-sela gang sempit, di balik pasar-pasar yang ramai, Madiun menyimpan sebuah
rahasia yang tak kalah memikat: cita rasa otentik dari minuman tradisional
Madiun.
Minuman-minuman ini adalah antitesis dari gempuran minuman kekinian yang
serba cepat dan seragam. Mereka adalah warisan, sebuah kapsul waktu yang
menyimpan resep puluhan tahun. Setiap tegukan bukanlah sekadar pelepas dahaga,
melainkan sebuah narasi tentang kearifan lokal, tentang bagaimana bahan-bahan
sederhana dari alam diolah menjadi sebuah simfoni rasa yang kompleks.
Dalam eksplorasi kuliner Madiun kali ini, kita akan menepi
sejenak dari piring pecel yang ikonik. Kita akan menjelajahi gelas dan mangkuk
yang berisi kehangatan, kesegaran, dan yang terpenting, otentisitas. Inilah
sisi lain dari Madiun yang menawarkan pengalaman rasa yang jujur dan tak
terlupakan.
Apa yang Membuat
Minuman Madiun Begitu "Otentik"?
Otentisitas adalah kata yang sering digunakan, namun apa maknanya dalam
konteks minuman tradisional Madiun? Jawabannya terletak pada tiga pilar
utama: bahan baku, proses, dan rasa.
Pertama, bahan baku. Minuman-minuman ini mengandalkan bahan-bahan alami
yang segar. Santan kelapa yang diperas di hari yang sama, gula aren yang
dimasak manual hingga kental, dan rempah-rempah seperti pandan dan jahe yang
masih segar. Tidak ada tempat untuk pemanis buatan atau perasa instan.
Kedua, proses. Banyak dari minuman ini masih dibuat dengan metode yang
diwariskan turun-temurun. Proses memasak yang perlahan di atas api kecil, cara
meracik yang masih menggunakan takaran "perasaan" yang terasah
puluhan tahun, dan penyajian yang sederhana namun berkarakter.
Ketiga, rasa. Karena dua pilar sebelumnya, rasa yang dihasilkan adalah cita
rasa otentik yang murni. Manisnya legit, gurihnya pekat, dan hangatnya
rempah terasa begitu nyata. Inilah minuman yang tidak hanya memuaskan lidah,
tetapi juga menenangkan jiwa.

Tiga Pilar Cita Rasa
Minuman Tradisional Madiun yang Wajib Dicoba
Untuk memahami lanskap rasa minuman Madiun, ada beberapa nama kunci yang
harus Anda cicipi. Masing-masing menawarkan karakter unik yang mewakili
kekayaan kuliner daerah ini.
1. Wedang Cemue:
Simfoni Gurih dan Hangat yang Mengejutkan
Jika ada satu minuman yang benar-benar mendefinisikan keunikan Madiun,
itu adalah Wedang Cemue. Bagi yang pertama kali mendengarnya,
komposisinya mungkin terdengar ganjil. Ini adalah minuman hangat yang bermain
di perbatasan antara gurih dan manis, sebuah pengalaman yang jarang ditemui di
minuman lain.
Disajikan panas dalam mangkuk kecil, Wedang Cemue adalah minuman yang
paling dicari saat udara malam mulai mendingin. Ini adalah minuman
"penghangat" yang tidak hanya mengandalkan jahe, tetapi sebuah
racikan kompleks.
Komposisi Unik di Balik Kehangatan Wedang Cemue
Keotentikan Wedang Cemue terletak pada keberaniannya memadukan
bahan-bahan yang tak terduga. Kuah utamanya adalah santan ringan yang direbus
dengan daun pandan dan sedikit jahe. Namun, isiannya adalah yang membuatnya
istimewa:
- Potongan Roti
Tawar: Yang akan melunak dan menyerap kuah santan gurih.
- Kacang Tanah
Sangrai: Memberikan tekstur renyah dan aroma smoky.
- Gula Pasir: Sumber rasa manis
yang menyeimbangkan gurihnya santan.
- Bawang Merah
Goreng: Inilah bintang utamanya. Taburan bawang merah goreng di
atas minuman hangat menciptakan sensasi gurih, wangi, dan sedikit crunchy
yang ajaibnya sangat harmonis dengan kuah santan manis.
Perpaduan inilah yang menciptakan cita rasa otentik. Rasa gurih santan
dan bawang goreng bertemu dengan manisnya gula dan tekstur lembut roti. Wedang
Cemue adalah bukti kreativitas kuliner lokal yang brilian.
2. Es Pleret Kenyal
Manis yang Mulai Sulit Ditemukan
Beralih ke spektrum yang dingin dan segar, kita bertemu dengan Es
Pleret. Ini adalah salah satu minuman khas Madiun yang mulai langka,
menjadikannya sebuah buruan wajib bagi para pecinta kuliner otentik.
Es Pleret adalah tentang kesederhanaan yang memikat. Fokus utamanya
adalah pada "pleret" itu sendiri, sebuah adonan kenyal yang terbuat
dari tepung beras (atau terkadang campuran dengan kanji) yang dibentuk pipih
dan diberi warna, biasanya merah muda cerah.
Tekstur Khas Es Pleret yang Bikin Kangen
Yang membuat Es Pleret otentik adalah teksturnya. Pleret memiliki
kekenyalan yang unik, lembut namun tetap memberikan perlawanan saat digigit.
Ini berbeda dari cendol atau boba.
Penyajiannya pun sangat jujur:
- Beberapa keping
pleret kenyal.
- Siraman santan
kental yang gurih.
- Sirup frambos
(atau terkadang gula merah) yang memberikan rasa manis dan aroma wangi
khas.
- Serutan es batu
yang melimpah.
Tidak ada isian yang berlebihan. Kekuatannya murni pada perpaduan
tekstur kenyal pleret, gurihnya santan segar, dan manisnya sirup klasik.
Menemukan penjual Es Pleret yang masih bertahan adalah seperti menemukan
kepingan nostalgia Madiun.
Baca Juga: Segarnya Minuman Khas Madiun yang Wajib Dicoba Saat Berwisata
3. Es Dawet Suronatan Legenda
Segar dari Sudut Kota
Meskipun dawet atau cendol dapat ditemukan di banyak daerah, Madiun
memiliki versi legendarisnya sendiri, yang sering diasosiasikan dengan kawasan
Suronatan. Es Dawet Madiun ini adalah contoh sempurna bagaimana sebuah
minuman umum bisa memiliki karakter lokal yang kuat.
Ini adalah minuman legendaris Madiun yang telah bertahan
melintasi generasi. Kesegarannya adalah pelarian sempurna dari teriknya
matahari kota.
Bukan Sekadar Dawet Biasa, Ini Kelengkapan Rasa Madiun
Keotentikan Es Dawet Madiun terletak pada kelengkapan dan keseimbangan
rasanya. Ini bukan hanya cendol, santan, dan gula. Semangkuk dawet khas Madiun
adalah sebuah "pesta" kecil dengan isian yang melimpah, seringkali
meliputi:
- Cendol Hijau: Tentu saja,
sebagai bahan utama.
- Bubur Sumsum: Memberikan
tekstur lembut dan rasa gurih ekstra.
- Ketan Hitam: Menambah tekstur
kenyal dan rasa yang lebih "dalam".
- Tape Ketan: Memberi sentuhan
fermentasi yang manis dan sedikit asam, menambah kompleksitas rasa.
- Biji Selasih: Untuk sensasi
segar tambahan.
Semua komponen ini disatukan oleh dua elemen krusial: santan segar
yang tidak encer dan juruh (sirup gula aren) yang kental dan legit.
Keseimbangan antara gurih pekat dan manis legit inilah yang membedakannya.
Menjaga Otentisitas
Tantangan Minuman Tradisional di Era Modern
Menikmati minuman tradisional Madiun hari ini juga merupakan
sebuah bentuk apresiasi. Di tengah gempuran tren kopi susu dan minuman boba
yang seragam, para penjual minuman otentik ini adalah penjaga warisan rasa.
Tantangan mereka tidak mudah. Banyak dari mereka adalah usaha kecil,
seringkali dipegang oleh generasi tua, yang bersaing dengan modal besar dan
pemasaran agresif dari merek-merek modern. Namun, kekuatan mereka terletak pada
sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh pabrik: rasa yang jujur dan otentik.
Peran kita sebagai wisatawan atau penikmat kuliner sangatlah penting.
Dengan memilih untuk membeli dan menikmati minuman ini, kita tidak hanya
mendapatkan pengalaman rasa yang unik, tetapi juga turut serta dalam
melestarikan denyut nadi wisata kuliner Madiun. Ini adalah simbiosis
mutualisme; kita mendapatkan rasa, mereka mendapatkan keberlanjutan.

Cita Rasa Madiun yang
Sebenarnya Ada di Setiap Tegukan
Eksplorasi kuliner di Madiun tidak akan pernah tuntas jika hanya
berhenti pada (placeholder untuk internal link: makanan khas Madiun)
seperti pecel atau brem. Jiwa kota ini juga tersimpan dalam mangkuk-mangkuk dan
gelas-gelas minumannya.
Wedang Cemue yang menantang konvensi rasa, Es Pleret yang menawarkan
nostalgia kenyal, dan Es Dawet yang menyajikan kesegaran paripurna—semuanya
adalah bagian dari mozaik cita rasa otentik Madiun.
Jadi, ketika Anda berkunjung ke Kota Gadis, luangkan waktu untuk berburu
warung-warung sederhana. Duduk, pesan, dan nikmati. Rasakan bagaimana
bahan-bahan alami diolah dengan kesabaran, dan biarkan lidah Anda berkenalan
dengan warisan rasa yang telah dijaga selama puluhan tahun. Itulah cara terbaik
menikmati Madiun yang sesungguhnya.
Sumber Gambar by AI
Penulis: Retno Ajeng T.A (prl)
