Destinasi Wisata Religi yang Sarat Sejarah dan Kedamaian

NGLENCER - Madiun, sebuah kota yang dikenal dengan denyut nadi industri kereta api
dan kelezatan pecelnya, ternyata menyimpan sisi spiritual yang mendalam. Jauh
dari hiruk pikuk modernitas, "Kota Gadis" ini menawarkan sebuah
perjalanan batin, menelusuri jejak para tokoh suci atau "wali" yang
berperan besar dalam menyebarkan ajaran Islam dan membangun fondasi peradaban
di wilayah ini.
Mengunjungi makam para wali di Madiun bukanlah sekadar aktivitas
ziarah biasa. Ini adalah sebuah pengalaman wisata religi Madiun yang unik, di
mana sejarah, spiritualitas, dan kedamaian berpadu menjadi satu. Tempat-tempat
ini adalah saksi bisu perjalanan panjang syiar Islam, sekaligus oase ketenangan
bagi jiwa-jiwa yang mencari jeda.
Bagi para peziarah dan pencinta sejarah, Madiun menawarkan beberapa
destinasi utama yang sarat akan nilai-nilai luhur. Ini adalah undangan untuk
menyusuri lorong waktu, memahami akar sejarah kota, dan menemukan keteduhan
yang mungkin sulit didapat di tempat lain.
Jejak Awal Syiar Islam
Pesona Makam Kuncen
Perjalanan spiritual di Madiun seringkali dimulai dari satu nama:
Kuncen. Kawasan ini adalah jantung dari sejarah Islam awal di Madiun, di mana
sebuah masjid kuno dan kompleks pemakaman bersejarah berdiri kokoh.
Lebih dari Sekadar
Makam Bupati Pertama
Makam Kuncen (terletak di kompleks Masjid Kuno Kuncen) memiliki nilai historis yang
luar biasa. Kompleks ini adalah tempat peristirahatan terakhir bagi para
pendiri dan bupati-bupati awal Madiun. Tokoh sentral yang dimakamkan di sini
adalah Kiai Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, yang dikenal sebagai Bupati Madiun
pertama.
Beliau, bersama para penerusnya yang juga dimakamkan di sini, tidak
hanya dipandang sebagai pemimpin pemerintahan tetapi juga sebagai penyebar
ajaran Islam. Inilah mengapa kompleks ini menjadi destinasi ziarah Jawa Timur
yang penting. Masyarakat datang untuk mendoakan, mengenang jasa-jasa, dan
mengambil hikmah dari perjuangan mereka.
Kompleks makam ini menyatu dengan Masjid Kuno Kuncen, salah satu
masjid tertua di Madiun. Hubungan erat antara masjid (pusat ibadah) dan makam
(pusat pemerintahan dan syiar) menunjukkan betapa kentalnya perpaduan antara
spiritualitas dan kepemimpinan di masa lalu.
Arsitektur Kuno yang
Menyejukkan Hati
Memasuki area Makam Kuncen, pengunjung akan langsung disambut oleh
gapura bata merah khas arsitektur Jawa kuno. Suasananya begitu teduh dan asri,
berkat naungan pohon-pohon besar yang berusia puluhan, bahkan mungkin ratusan
tahun.
Keheningan di tempat ini terasa begitu kental, hanya dipecah oleh
lantunan doa para peziarah atau suara gemerisik daun. Ini adalah tempat yang
sempurna untuk kontemplasi dan mencari kedamaian batin. Arsitektur cagar
budaya Madiun ini seolah dirancang untuk membawa siapa pun yang datang ke dalam
perenungan yang mendalam.

Ketenangan di Tepi
Sungai Mengunjungi Makam Taman
Destinasi ziarah wali Madiun penting lainnya adalah Makam Taman,
yang juga terkait erat dengan sebuah masjid bersejarah, yakni Masjid Kuno
Taman.
Peristirahatan Tokoh
Berjasa dan Masjid Bersejarah
Berbeda dengan Kuncen yang merupakan pusat pemerintahan awal, Makam
Taman (Masjid Kuno Taman) didirikan oleh tokoh ulama yang juga berperan penting
dalam syiar Islam. Masjid yang didirikan sekitar tahun 1754 ini menjadi pusat
pendidikan dan dakwah di masanya.
Di kompleks inilah bersemayam para tokoh ulama dan figur-figur berjasa
lainnya. Kunjungan ke sini memberikan perspektif berbeda tentang penyebaran
Islam di Madiun, yaitu melalui jalur pendidikan dan dakwah kultural.
Keberadaan makam para tokoh agama di samping masjid ini menguatkan
fungsinya sebagai pusat spiritual. Para peziarah datang tidak hanya untuk
beribadah di masjid, tetapi juga untuk "menyambung" sanad keilmuan
dan spiritualitas dengan para pendahulu.
Suasana Teduh untuk
Kontemplasi
Lokasi Masjid Kuno Taman yang strategis, tidak jauh dari pusat kota
namun tetap menawarkan ketenangan, menjadikannya pilihan populer untuk wisata
rohani. Suasananya yang teduh, dengan arsitektur masjid yang masih
mempertahankan keasliannya, menciptakan atmosfer yang khusyuk.
Banyak pengunjung memanfaatkan waktu mereka di sini untuk berdiam diri,
berzikir, atau sekadar duduk tenang di serambi masjid, meresapi energi positif
dan kedamaian yang terpancar dari tempat bersejarah ini.
Mengapa Ziarah ke Makam
Bersejarah Madiun?
Bagi sebagian orang, makam auliya Madiun mungkin terdengar sebagai
destinasi yang "berat". Namun, ada alasan kuat mengapa tempat-tempat
ini terus didatangi lintas generasi.
Bukan Sekadar Mitos,
Tapi Napak Tilas Sejarah
Perlu ditegaskan, ziarah ke makam para tokoh ini bukanlah untuk
meminta-minta kepada selain Tuhan. Bagi masyarakat yang memahami, ini adalah
bentuk napak tilas sejarah.
Dengan berziarah, kita diajak untuk:
- Mengenang Sejarah: Mengingat kembali
perjuangan dan jasa para tokoh dalam membangun Madiun dan menyebarkan
nilai-nilai kebaikan.
- Mengambil
Pelajaran: Meneladani sifat-sifat baik, keteguhan iman, dan jiwa kepemimpinan
mereka.
- Menyambung Rasa: Merasa terhubung
dengan akar sejarah dan identitas budaya kita.
Mencari Kedamaian Batin
dan Spiritualitas
Di tengah gempuran kehidupan modern yang serba cepat, tempat-tempat
seperti Makam Kuncen dan Makam Taman menawarkan sesuatu yang langka: kedamaian.
Suasana yang hening, arsitektur yang bersahaja namun berwibawa, dan
aktivitas spiritual (doa dan zikir) yang berlangsung di dalamnya, menciptakan
sebuah "ruang hening" bagi batin. Banyak orang menemukan ketenangan,
mendapatkan inspirasi, atau sekadar "mengisi ulang" energi spiritual
mereka di tempat-tempat ini.
Etika dan Tips
Melakukan Ziarah di Madiun
Mengunjungi makam para wali di Madiun adalah sebuah perjalanan
spiritual. Oleh karena itu, ada etika atau adab yang perlu dijaga agar
perjalanan kita bermakna dan tidak melanggar norma setempat.
Menjaga Niat dan Sikap
Hal terpenting dalam berziarah adalah niat. Luruskan niat bahwa
kedatangan kita adalah untuk mendoakan para alim ulama atau tokoh yang telah
wafat, serta untuk mengambil pelajaran dari sejarah mereka.
- Ucapkan salam saat
memasuki area pemakaman.
- Mulailah dengan
doa dan pembacaan ayat-ayat suci.
- Hindari perbuatan
yang dapat menjurus pada kemusyrikan.
Berpakaian Sopan dan
Menjaga Kebersihan
Sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat suci, berpakaian sopan
adalah wajib. Bagi wanita, disarankan menggunakan kerudung dan pakaian
longgar. Bagi pria, kenakan kemeja berkerah atau pakaian yang rapi dan celana
panjang. Jaga kebersihan area makam dan jangan membuang sampah sembarangan.
Menghormati Juru Kunci
dan Aturan Lokal
Setiap kompleks makam biasanya memiliki juru kunci atau petugas yang
merawat. Hormati mereka dan ikuti arahan yang diberikan. Jangan ragu bertanya
jika Anda membutuhkan informasi sejarah, namun sampaikan dengan bahasa yang
santun.

Menemukan Madiun yang
Berbeda
Menyusuri makam para wali di Madiun adalah sebuah pengalaman yang
memperkaya. Ini adalah perjalanan yang membuktikan bahwa Madiun bukan hanya
tentang masa kini yang dinamis, tetapi juga tentang masa lalu yang agung.
Kunjungan ke Makam Kuncen dan Makam Taman membuka mata kita tentang jejak
spiritual Madiun yang dalam. Kita diajak untuk tidak hanya melihat, tetapi juga
merasakan—merasakan kedamaian, meresapi sejarah, dan menghormati warisan para
pendahulu.
Bagi Anda yang mencari destinasi perjalanan yang tak hanya indah di mata
namun juga menenangkan jiwa, destinasi wisata religi Madiun siap menyambut Anda
dengan kisah-kisah sejarah dan kedamaiannya yang abadi.
Penulis: Retno Ajeng T.A (prl)
