Bandros Nampol, Resep Kue Tradisional Kelapa yang Gurih dan Lembut
NGLENCER - Melintasi
jantung Kue Tradisional Bandung, kita akan menemukan sebuah kudapan
mungil berbentuk perahu yang melegenda: Bandros. Di antara serbuan
makanan modern,
Kue
Bandros tetap
berdiri tegak, memancarkan Rasa Gurih Alami yang otentik dan tekstur
yang begitu lembut hingga mencuri perhatian siapa pun yang mencicipinya. Frasa
"Bandros Nampol" bukan sekadar julukan; ia adalah pengakuan bahwa
Bandros yang sempurna mampu memberikan impact rasa yang kuat dan
memuaskan.
Kudapan
ini, yang sering disamakan dengan Kue Pancong (meski memiliki sedikit perbedaan
geografis dan komposisi adonan), adalah perayaan atas kesederhanaan bahan baku
lokal: Tepung Beras, santan, dan kelapa parut. Inilah Jajanan Pasar
yang membawa kita kembali ke masa di mana rasa asli adalah keutamaan.
Rahasia Adonan: Santan
Kelapa dan Tepung Beras
Kekuatan
utama Bandros Nampol terletak pada adonannya. Komposisi dasarnya sangat
minimalis, namun proses pencampuran yang tepatlah yang menghasilkan tekstur
istimewa—gurih, renyah di luar, dan sangat lembut di dalam.
Baca Juga: Duel Salad Sunda, Mana yang Lebih Segar, Lotek atau Karedok?
Keajaiban Santan Kelapa
Murni
Penggunaan Santan
Kelapa yang kental adalah kunci yang tidak bisa ditawar. Santan Kelapa
bertindak sebagai elemen pelarut sekaligus penyumbang lemak yang memberikan
karakter Rasa Gurih Alami Bandros. Santan terbaik adalah yang segar,
bukan instan, karena ia memberikan aroma kelapa yang lebih kaya dan mendalam.
Di sisi
lain, Bandros umumnya menggunakan Tepung Beras sebagai bahan utama.
Tepung beras inilah yang menjamin tekstur akhir Bandros tetap lembut dan
ringan, berbeda dengan kue sejenis yang mungkin menggunakan tepung terigu lebih
banyak. Perpaduan ini menciptakan dasar kue yang creamy dan airy.
Kelapa Parut: Penentu
Karakter Gurih
Unsur
pembeda utama Bandros, dan faktor yang membuatnya begitu 'nampol', adalah
kelapa parut. Kelapa parut segar dicampurkan langsung ke dalam adonan. Kelapa
parut ini harus setengah tua, tidak terlalu muda agar teksturnya masih
terasa saat dikunyah, dan tidak terlalu tua sehingga tidak kering.
Saat
dipanggang, parutan kelapa ini tidak hanya memperkuat Rasa Gurih Alami,
tetapi juga menambahkan sensasi tekstur yang chewy dan nutty.
Sebagian pedagang memilih kelapa parut yang telah diperas santannya, namun
Bandros yang benar-benar nampol adalah yang menyertakan kelapa parutnya
secara utuh.
Memanggang
Bandros: Penggunaan Cetakan Khusus
Proses
memasak Bandros adalah ritual tersendiri. Kue ini dipanggang dalam Cetakan
Khusus yang berbentuk cekungan panjang setengah lingkaran, menyerupai
gerbong kereta api—sebuah referensi tak langsung ke sejarah kota Bandung
sebagai kota kereta api.
Karena
kemiripannya, kudapan ini sering disamakan dengan Kue Pancong, meskipun
di beberapa daerah, Pancong identik dengan adonan yang lebih manis, sementara
Bandros lebih fokus pada rasa kelapa gurih.Penting untuk diperhatikan, cetakan
Bandros harus dipanaskan dengan api kecil yang stabil.
Teknik Memanggang untuk
Hasil Lembut
Untuk
menghasilkan Bandros yang benar-benar Gurih dan Lembut, beberapa teknik
harus diterapkan:
- Panaskan Cetakan: Cetakan harus panas sempurna
sebelum adonan dituang dan diolesi sedikit minyak atau margarin.
- Api Kecil Stabil: Kunci kelembutan Bandros
adalah proses pemanggangan yang lambat. Api kecil memastikan kue matang
merata tanpa gosong di luar.
- Tutup Adonan: Setelah adonan dituang,
cetakan harus segera ditutup. Uap panas yang terperangkap akan membantu
Bandros mengembang dan matang secara merata, menjadikannya empuk dari
dalam.
Teknik ini
menghasilkan Bandros dengan bagian bawah yang krispi dan berwarna
cokelat keemasan, sementara bagian atasnya tetap putih, lembut, dan siap
ditaburi gula atau topping lainnya.
Bandros: Dari Resep Klasik
hingga Inovasi Kekinian
Meskipun Resep
Klasik Bandros hanya melibatkan taburan gula pasir di atasnya setelah
matang—memberikan kontras antara manis, gurih, dan hangat—Bandros kini telah
berevolusi menjadi camilan yang akrab dengan selera modern.
Pesona Resep Klasik
Bandros
tradisional, dengan taburan gula pasir, adalah perwujudan kesempurnaan rasa
sederhana. Gula pasir yang meleleh karena panasnya kue menciptakan sensasi melting
yang khas. Bandros klasik adalah teman ideal untuk kopi atau teh pahit di
sore hari, menawarkan kehangatan yang merangkul memori.
Bandros di Era Modern
Saat ini,
kita dapat menemukan Bandros yang diolah dengan sentuhan kekinian. Mulai dari Kue
Bandros topping keju parut, cokelat leleh, green tea, hingga red
velvet. Inovasi ini membuktikan bahwa Kue Tradisional Bandung ini
sangat adaptif. Meskipun topping modern menambah daya tarik visual dan
rasa yang lebih bervariasi, esensi dari adonan Santan Kelapa dan Tepung
Beras yang gurih tetap menjadi fondasi utamanya.
Pada
akhirnya, Kue Bandros adalah lebih dari sekadar makanan. Ia adalah
cerminan dari warisan kuliner yang berhasil dijaga dan dikembangkan. Menggigit
Bandros Nampol berarti menikmati sepotong sejarah Bandung yang Gurih dan
Lembut secara bersamaan. Inilah Jajanan Pasar yang patut Anda
eksplorasi, baik dengan Resep Klasik atau sentuhan inovasi terbaru.
Penulis : Wilda Maulidia (lid)


