Paket Outbound Wisata Bromo Batu Malang

Jumat, 26 September 2025

Wingko Babat Khas Lamongan: Oleh-oleh Manis dari Kota Pesisir

Di balik gemuruh ombak pantai utara Jawa Timur, Lamongan menyimpan ragam kuliner yang telah menjadi ikon daerah. Salah satunya adalah Wingko Babat, kue bulat pipih dengan cita rasa manis legit dan aroma kelapa panggang yang khas.

 

Wingko Babat Khas Lamongan: Oleh-oleh Manis dari Kota Pesisir

Kudapan ini bukan hanya menjadi teman minum teh sore hari, tetapi juga buah tangan wajib bagi mereka yang singgah di kota pesisir tersebut. Setiap gigitannya seolah menghadirkan cerita panjang tentang tradisi, rasa, dan perjalanan waktu yang melekat erat dengan masyarakat Lamongan.

 

Jejak Sejarah di Balik Wingko Babat

Wingko Babat berasal dari sebuah kecamatan bernama Babat di Lamongan. Kawasan ini sejak dahulu dikenal sebagai jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Surabaya, Bojonegoro, dan sekitarnya. Aktivitas dagang di pesisir utara pada masa lampau membawa banyak pengaruh kuliner, termasuk hadirnya kudapan berbahan dasar kelapa ini.

 

Konon, wingko mulai populer sejak era kolonial ketika hasil kelapa melimpah dan masyarakat setempat mencari cara untuk mengolahnya menjadi panganan tahan lama. Dipadukan dengan tepung ketan dan gula, kue ini kemudian dipanggang hingga menghasilkan aroma wangi yang menggoda.

 

Sejak saat itu, wingko tidak hanya dinikmati oleh warga setempat, tetapi juga dibawa para pedagang ke luar daerah. Dari sinilah nama Wingko Babat mulai dikenal luas dan akhirnya menjadi simbol manisnya Lamongan.

 

Ciri Khas yang Membuatnya Melegenda

 

Apa yang membuat wingko berbeda dengan kudapan lain? Jawabannya terletak pada kesederhanaannya yang justru menciptakan keistimewaan. Bentuknya bulat pipih, dengan permukaan kecokelatan hasil panggangan api kecil.

 

Bagian luarnya sedikit kering, namun begitu digigit, bagian dalamnya lembut dan terasa legit. Perpaduan kelapa parut, gula, dan tepung ketan memberi rasa manis yang tidak berlebihan, berpadu dengan aroma gurih khas kelapa muda.

 

Tidak hanya itu, wingko kerap kali disajikan dalam dimensi kecil yang cocok digenggam, buatnya instan dibawa bepergian. Tanpa pengawet, kue ini tetap mampu bertahan selama beberapa hari asalkan disimpan dengan baik. Kesederhanaan inilah yang membuatnya tetap dicari hingga sekarang.

 

Proses Pembuatan: Dari Dapur Tradisional ke Sentuhan Modern

Metode membuat wingko secara tradisional lumayan simpel tetapi memerlukan ketelitian. Bahan-bahan seperti kelapa parut, tepung ketan, gula pasir, dan sedikit garam diaduk rata hingga membentuk adonan kental.

 

Adonan tersebut kemudian dibentuk bulat pipih dan dipanggang di atas wajan datar dengan api kecil. Proses pemanggangan inilah yang menjadi kunci, karena aroma khas dan tekstur wingko sangat dipengaruhi oleh panas yang merata.

 

Kini, dengan berkembangnya industri oleh-oleh, proses produksi wingko mulai menggunakan alat pemanggang modern. Meski begitu, banyak produsen tetap mempertahankan resep asli agar rasa autentik tidak hilang.

 

Beberapa pengusaha juga mulai menghadirkan variasi rasa seperti cokelat, durian, keju, atau pandan untuk menarik minat generasi muda. Namun, bagi para penikmat lama, rasa original dengan kelapa muda tetap menjadi favorit.

 

Wingko Babat sebagai Identitas Kuliner Lamongan

Bagi masyarakat Lamongan, wingko bukan sekadar jajanan biasa. Ia adalah bagian dari identitas daerah, sama seperti soto Lamongan atau nasi boranan yang sudah lebih dulu terkenal. Di setiap terminal, toko oleh-oleh, hingga pasar tradisional, wingko menjadi suguhan yang tak pernah absen. Bahkan banyak perantau asal Lamongan menjadikan wingko sebagai pengingat kampung halaman.

 

Dari sisi ekonomi, produksi wingko turut menggerakkan roda UMKM setempat. Banyak keluarga yang menggantungkan hidup dari usaha ini, mulai dari pembuat adonan, pemanggang, hingga pedagang.

 

Tak sedikit pula toko oleh-oleh yang menjadikan wingko sebagai produk unggulan, mengingat permintaannya yang stabil sepanjang tahun, terutama saat musim mudik atau libur panjang.

 

Menikmati Wingko: Kapan dan Bagaimana?

Wingko paling nikmat disantap dalam keadaan hangat, ketika bagian luarnya masih sedikit renyah dan aromanya masih segar. Namun, jika dibawa pulang sebagai oleh-oleh, kue ini tetap lezat meski disantap setelah beberapa hari. Cukup simpan dalam wadah kedap udara agar teksturnya tidak cepat mengeras. Jika ingin menghangatkannya kembali, cukup panggang sebentar di wajan atau oven.

 

Sebagai teman minum teh atau kopi di sore hari, wingko menghadirkan rasa manis yang pas tanpa membuat enek. Anak-anak hingga orang tua pun menyukainya, karena teksturnya yang lembut memudahkan untuk dinikmati semua kalangan.

 

Baca Juga: Masakan Daerah Lamongan: Sejarah, Ciri Khas, dan Kuliner Legendaris


Wingko Babat di Mata Wisatawan

Untuk turis yang awal kali menginjakkan kaki di Lamongan, membeli wingko nyaris jadi ritual harus. Banyak toko oleh-oleh di sepanjang jalur Babat–Lamongan yang menawarkan wingko dengan beragam kemasan. Ada yang dikemas sederhana dengan kertas minyak, ada pula yang tampil modern dalam kotak elegan untuk keperluan hadiah.

 

Harganya pun relatif terjangkau, sehingga cocok dijadikan buah tangan tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Selain itu, membeli wingko langsung di tempat produksinya juga memberi pengalaman tersendiri. Kita bisa melihat proses pemanggangan tradisional yang masih bertahan di beberapa sentra produksi.

 

Pesan Moral dari Kue Sederhana

Wingko Babat bukan hanya soal rasa, tetapi juga kisah ketekunan masyarakat pesisir yang mampu mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai. Dari dapur sederhana di Babat, kue ini kini melanglang buana hingga ke berbagai kota besar di Indonesia. Ia menjadi bukti bahwa resep turun-temurun bisa bertahan jika dirawat dengan konsistensi.

 

nglencer.id

Kudapan ini juga mengajarkan kita bahwa keaslian adalah daya tarik utama. Meski banyak inovasi rasa bermunculan, sentuhan tradisional tetap menjadi identitas yang sulit digantikan. Setiap gigitan wingko seolah membawa kita kembali pada suasana rumah masa kecil hangat, sederhana, namun membekas.

 

Manisnya Lamongan dalam Setiap Gigit

Dari sekian banyak oleh-oleh khas Jawa Timur, Wingko Babat menempati posisi istimewa di hati para pencinta kuliner. Ia bukan hanya kue kelapa panggang biasa, melainkan bagian dari cerita panjang Lamongan sebagai kota pesisir yang kaya budaya dan cita rasa.

 

Jadi, jika Anda berkunjung ke Lamongan, sempatkan membawa pulang wingko sebagai buah tangan. Setiap potongnya akan selalu mengingatkan Anda pada hangatnya senyum masyarakat Lamongan dan manisnya perjalanan di kota yang tak pernah kehilangan pesonanya.


Penulis : Wilda Maulidia (lid)

 

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *