Sabtu, 04 Oktober 2025

Lapis Surabaya (Spikoe) - Wajah Klasik & Warisan Sejarah

Lapis Surabaya (Spikoe) - Wajah Klasik & Warisan Sejarah

NGLENCER - Setiap kota di Indonesia memiliki ikon kuliner yang merepresentasikan karakter warganya. Surabaya, misalnya, dikenal bukan hanya lewat sejarah perjuangan, tetapi juga melalui sebuah kue klasik:

Lapis Surabaya, atau yang akrab disebut Spikoe. Dengan tiga lapisan khas berwarna kuning dan cokelat, kue ini bukan sekadar makanan manis, melainkan simbol tradisi, kebersamaan, dan perjalanan sejarah panjang.

Kehadiran Spikoe bukanlah fenomena baru. Resep ini sudah ada sejak masa kolonial dan diwariskan turun-temurun. Dalam setiap potongan, tersimpan cerita tentang percampuran budaya, inovasi rasa, dan identitas kota.

 

Sejarah Panjang di Balik Lapis Surabaya

Jejak Kolonial dan Peranannya

Spikoe memiliki akar kuat dari pengaruh Belanda, di mana kue lapis menjadi bagian penting dari sajian pesta. Namun, masyarakat Surabaya berhasil mengadaptasi resep tersebut, menciptakan versi lokal dengan cita rasa lebih ringan dan tekstur lembut. Perubahan ini menjadikan Spikoe sebagai kue rakyat yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.

 

Dari Generasi ke Generasi

Keistimewaan Lapis Surabaya adalah bagaimana resepnya dijaga ketat oleh keluarga pembuatnya. Ada yang menambahkan sentuhan rempah Nusantara, ada pula yang mempertahankan resep klasik. Konsistensi inilah yang membuat Spikoe tetap eksis meskipun tren kuliner terus berubah.

 

Ciri Khas yang Membuatnya Istimewa

Tiga Lapisan Penuh Makna

Lapis Surabaya terdiri dari dua lapisan kuning dan satu lapisan cokelat di bagian tengah. Bukan sekadar kombinasi warna, melainkan simbol keseimbangan. Lapisan kuning mencerminkan kemewahan dan kehangatan, sementara cokelat menghadirkan kesan manis yang menenangkan.

 

Tekstur Lembut dan Rasa Autentik

Menggunakan banyak telur, mentega pilihan, dan gula halus, Spikoe memiliki tekstur yang lembut serta rasa manis yang pas. Inilah yang membuatnya sering dijadikan buah tangan khas Surabaya.

 

Spikoe dalam Budaya dan Kehidupan Sosial

Simbol Kehangatan Keluarga

Di banyak rumah di Surabaya, Spikoe hadir dalam momen penting seperti Lebaran, pernikahan, atau syukuran. Kue ini bukan sekadar hidangan, melainkan penghubung emosi antar anggota keluarga.

 

Baca Juga: Lebih dari Sekadar Buah Tangan, Oleh-Oleh Surabaya adalah Cerminan Karakter Kota Pahlawan


Ikon Oleh-Oleh Khas Surabaya

Selain menjadi hidangan rumah, Spikoe telah menjelma sebagai ikon oleh-oleh. Wisatawan yang berkunjung ke Surabaya hampir selalu menjadikannya pilihan utama, sejajar dengan sambal khas atau kerupuk udang.

 

Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi

Peran Generasi Muda

Generasi muda kini punya peran penting untuk melestarikan Spikoe. Baik melalui inovasi rasa, promosi di media sosial, maupun dengan menghidangkannya dalam acara-acara keluarga.

 

Kolaborasi dengan Industri Pariwisata

Dengan memasukkan Spikoe ke dalam paket wisata kuliner, kue ini bisa semakin dikenal luas. Hal ini akan memperkuat posisi Surabaya sebagai destinasi wisata kuliner utama di Indonesia.

 

nglencer.id

Lapis Surabaya (Spikoe) bukan sekadar kue. Ia adalah warisan budaya, wajah klasik, dan simbol perjalanan sejarah Surabaya. Dari tekstur lembut, rasa manis autentik, hingga makna kebersamaan yang terkandung, Spikoe menghadirkan pengalaman kuliner yang kaya akan nilai.

Dalam setiap potongannya, tersimpan cerita tentang tradisi yang dipertahankan, inovasi yang dilakukan, serta kebanggaan yang diwariskan. Inilah yang membuat Lapis Surabaya tetap relevan, sekaligus menjadi salah satu ikon kuliner Nusantara yang patut dilestarikan.


Penulis : Wilda Maulidia (lid)

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *