Rabu, 01 Oktober 2025

Es Buto Ijo Kediri Sejarah, Resep, dan Tempat Menemukannya

Es

NGELENCER - Di tengah teriknya siang hari Kota Kediri, ada satu minuman yang selalu jadi incaran warga maupun pendatang: Es Buto IjoKediri. Segarnya es ini bukan hanya melepas dahaga, tapi juga membawa cerita panjang yang berakar pada mitologi Jawa dan tradisi masyarakat. Nama “Buto Ijo” mungkin terdengar menyeramkan, namun di balik itu tersimpan simbol kekuatan, kesegaran, dan keunikan kuliner khas Kediri.


Sejarah Es Buto Ijo: Dari Mitologi ke Gelas Es

Nama Buto Ijo lekat dengan kisah pewayangan dan mitologi Jawa. Sosok raksasa berwarna hijau ini dalam cerita rakyat sering digambarkan menakutkan. Namun, masyarakat Kediri justru memelintir kesan itu menjadi sesuatu yang segar dan menyenangkan. Warna hijau dari cendol dalam minuman ini dianggap mewakili sosok tersebut, sementara es serut dan gula aren menambah daya tariknya.

Es Buto Ijo mulai populer sejak tahun 1980-an, berawal dari pedagang kaki lima yang kreatif menggabungkan cendol hijau dengan kuah santan dan es batu. Sejak saat itu, es ini menjelma menjadi identitas kuliner Kediri, berdampingan dengan tahu kuning dan getuk pisang.

Keunikan Es Buto Ijo yang Membuatnya Ikonik

Apa yang membuat es ini berbeda dari es dawet atau es campur biasa?

·         Warna hijau mencolok. Pewarna alami dari daun suji atau pandan menghadirkan sensasi visual yang khas.

·         Kuah santan gurih. Paduan santan kental dengan gula merah cair memberikan rasa manis legit berpadu gurih.

·         Cendol kenyal. Teksturnya lebih tebal dibanding dawet biasa, membuat sensasi kunyah lebih memuaskan.

·         Simbol budaya. Nama dan warna hijau yang lekat dengan mitologi memberi identitas yang kuat.

Es Buto Ijo bukan sekadar minuman pelepas dahaga. Ia adalah percampuran antara rasa, simbol, dan tradisi, yang terus dilestarikan hingga kini.


Baca Juga : Kuliner Kediri, 6 Minuman Tradisional yang Penuh Cerita dan Rasa

 

Resep Es Buto Ijo Kediri ala Tradisional

Kalau Anda ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah, berikut resep yang bisa dicoba.

Bahan-bahan:

·         150 gram tepung beras atau tepung hunkwe

·         50 gram tepung tapioka

·         700 ml air

·         10 lembar daun pandan dan daun suji, blender dengan sedikit air lalu saring untuk pewarna alami

·         1 sdt garam

·         200 gram gula merah, sisir halus

·         100 ml air untuk merebus gula

·         500 ml santan kental

·         Es serut atau es batu secukupnya

Cara Membuat Cendol:

1.      Campur tepung beras, tapioka, air daun suji, dan sedikit garam.

2.      Masak di atas api sedang sambil diaduk hingga mengental.

3.      Siapkan baskom berisi air es, lalu cetak adonan dengan saringan cendol.

4.      Biarkan cendol mengeras dalam air dingin.

Kuah Gula Merah dan Santan:

1.      Rebus gula merah dengan sedikit air hingga larut, saring.

2.      Rebus santan bersama daun pandan dan sedikit garam agar gurih.

Penyajian:

·         Masukkan cendol ke dalam gelas, tambahkan gula merah cair, santan, dan es serut.

·         Aduk sebentar, dan es Buto Ijo siap dinikmati.

Tips agar lebih otentik: gunakan daun suji asli untuk warna hijau alami, bukan pewarna buatan.

Es

Tempat Menemukan Es Buto Ijo di Kediri

Kalau sedang berkunjung ke Kediri, jangan lewatkan kesempatan menikmati es ini langsung di tempat asalnya. Beberapa rekomendasi populer:

·         Warung Es Buto Ijo Jalan Yos Sudarso. Tempat legendaris yang selalu ramai terutama saat bulan Ramadan.

·         Depot tradisional sekitar Alun-Alun Kediri. Menjadi spot favorit wisatawan karena suasananya khas.

·         Penjual kaki lima di area kampus dan sekolah. Harga ramah di kantong, cocok untuk pelajar dan mahasiswa.

·         Kedai modern. Beberapa kafe lokal kini memasukkan es Buto Ijo dalam menu, dikemas lebih kekinian.

Harga segelas es ini cukup terjangkau, mulai Rp5.000 hingga Rp12.000. Tak heran, banyak wisatawan yang menjadikannya minuman wajib saat berkunjung.


Popularitas Es Buto Ijo: Dari Pasar Tradisional ke Media Sosial

Di era digital, es Buto Ijo makin dikenal luas. Banyak food vlogger dan influencer kuliner yang mengulasnya di YouTube maupun TikTok. Penampilannya yang hijau cerah dengan es serut tebal sangat fotogenik, sehingga cepat viral di media sosial.

Selain itu, beberapa UMKM Kediri juga mulai menjual versi instan dalam bentuk cendol siap saji. Dengan begitu, siapa pun bisa menikmati rasa khasnya meski berada di luar kota. Popularitas ini membuktikan bahwa kuliner tradisional mampu bertahan sekaligus beradaptasi dengan zaman.

Es Buto Ijo Kediri bukan sekadar minuman pelepas dahaga, tetapi sebuah warisan kuliner yang sarat makna. Dari mitologi Jawa, kreativitas pedagang, hingga menjadi ikon kuliner yang viral, es ini mengajarkan bahwa tradisi bisa tetap segar dan relevan. Jadi, kalau Anda singgah di Kediri, jangan hanya mencari tahu kuning atau getuk pisang. Semangkuk es Buto Ijo yang hijau menyala bisa jadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

sevenstarindonesi

Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa bedanya Es Buto Ijo dengan es dawet biasa?
Perbedaannya terletak pada tekstur dan warna. Cendol pada es Buto Ijo lebih kenyal dan berwarna hijau pekat alami, sementara kuah santannya berpadu dengan gula merah sehingga rasanya lebih legit dibanding es dawet biasa.

2. Apakah Es Buto Ijo hanya bisa ditemukan di Kediri?
Tidak. Meskipun asalnya dari Kediri, beberapa kota lain di Jawa Timur juga mulai menjual es ini. Namun, cita rasa paling otentik tetap bisa ditemukan di warung-warung Kediri yang sudah menjualnya sejak puluhan tahun lalu.


Publshi By : vivian dewi 

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *