Es Buto Ijo Kediri Sejarah, Resep, dan Tempat Menemukannya
.webp)
NGELENCER - Di tengah teriknya siang hari Kota Kediri, ada satu minuman yang selalu jadi incaran warga maupun pendatang: Es Buto IjoKediri. Segarnya es ini bukan hanya melepas dahaga, tapi juga membawa cerita panjang yang berakar pada mitologi Jawa dan tradisi masyarakat. Nama “Buto Ijo” mungkin terdengar menyeramkan, namun di balik itu tersimpan simbol kekuatan, kesegaran, dan keunikan kuliner khas Kediri.
Sejarah Es Buto Ijo: Dari
Mitologi ke Gelas Es
Nama Buto Ijo lekat dengan kisah pewayangan dan
mitologi Jawa. Sosok raksasa berwarna hijau ini dalam cerita rakyat sering
digambarkan menakutkan. Namun, masyarakat Kediri justru memelintir kesan itu
menjadi sesuatu yang segar dan menyenangkan. Warna hijau dari cendol dalam
minuman ini dianggap mewakili sosok tersebut, sementara es serut dan gula aren
menambah daya tariknya.
Es Buto Ijo mulai populer
sejak tahun 1980-an, berawal dari pedagang kaki lima yang kreatif menggabungkan
cendol hijau dengan kuah santan dan es batu. Sejak saat itu, es ini menjelma
menjadi identitas kuliner Kediri, berdampingan dengan tahu kuning dan getuk
pisang.
Keunikan Es Buto Ijo yang
Membuatnya Ikonik
Apa yang membuat es ini
berbeda dari es dawet atau es campur biasa?
·
Warna
hijau mencolok.
Pewarna alami dari daun suji atau pandan menghadirkan sensasi visual yang khas.
·
Kuah
santan gurih.
Paduan santan kental dengan gula merah cair memberikan rasa manis legit berpadu
gurih.
·
Cendol
kenyal.
Teksturnya lebih tebal dibanding dawet biasa, membuat sensasi kunyah lebih
memuaskan.
·
Simbol
budaya. Nama
dan warna hijau yang lekat dengan mitologi memberi identitas yang kuat.
Es Buto Ijo bukan sekadar
minuman pelepas dahaga. Ia adalah percampuran antara rasa, simbol, dan tradisi,
yang terus dilestarikan hingga kini.
Baca Juga : Kuliner Kediri, 6 Minuman Tradisional yang Penuh Cerita dan Rasa
Resep Es Buto Ijo Kediri
ala Tradisional
Kalau Anda ingin mencoba
membuatnya sendiri di rumah, berikut resep yang bisa dicoba.
Bahan-bahan:
·
150
gram tepung beras atau tepung hunkwe
·
50
gram tepung tapioka
·
700
ml air
·
10
lembar daun pandan dan daun suji, blender dengan sedikit air lalu saring untuk
pewarna alami
·
1
sdt garam
·
200
gram gula merah, sisir halus
·
100
ml air untuk merebus gula
·
500
ml santan kental
·
Es
serut atau es batu secukupnya
Cara Membuat Cendol:
1. Campur tepung beras, tapioka, air
daun suji, dan sedikit garam.
2. Masak di atas api sedang sambil
diaduk hingga mengental.
3. Siapkan baskom berisi air es, lalu
cetak adonan dengan saringan cendol.
4. Biarkan cendol mengeras dalam air
dingin.
Kuah Gula Merah dan
Santan:
1. Rebus gula merah dengan sedikit air
hingga larut, saring.
2. Rebus santan bersama daun pandan dan
sedikit garam agar gurih.
Penyajian:
·
Masukkan
cendol ke dalam gelas, tambahkan gula merah cair, santan, dan es serut.
·
Aduk
sebentar, dan es Buto Ijo siap dinikmati.
Tips agar lebih otentik:
gunakan daun suji asli untuk warna hijau alami, bukan pewarna buatan.
.webp)
Tempat Menemukan Es Buto
Ijo di Kediri
Kalau sedang berkunjung ke
Kediri, jangan lewatkan kesempatan menikmati es ini langsung di tempat asalnya.
Beberapa rekomendasi populer:
·
Warung
Es Buto Ijo Jalan Yos Sudarso.
Tempat legendaris yang selalu ramai terutama saat bulan Ramadan.
·
Depot
tradisional sekitar Alun-Alun Kediri. Menjadi spot favorit wisatawan karena suasananya khas.
·
Penjual
kaki lima di area kampus dan sekolah. Harga ramah di kantong, cocok untuk pelajar dan
mahasiswa.
·
Kedai
modern.
Beberapa kafe lokal kini memasukkan es Buto Ijo dalam menu, dikemas lebih
kekinian.
Harga segelas es ini cukup
terjangkau, mulai Rp5.000 hingga Rp12.000. Tak heran, banyak wisatawan yang
menjadikannya minuman wajib saat berkunjung.
Popularitas Es Buto Ijo:
Dari Pasar Tradisional ke Media Sosial
Di era digital, es Buto Ijo
makin dikenal luas. Banyak food vlogger dan influencer kuliner yang mengulasnya
di YouTube maupun TikTok. Penampilannya yang hijau cerah dengan es serut tebal
sangat fotogenik, sehingga cepat viral di media sosial.
Selain itu, beberapa UMKM
Kediri juga mulai menjual versi instan dalam bentuk cendol siap saji. Dengan
begitu, siapa pun bisa menikmati rasa khasnya meski berada di luar kota.
Popularitas ini membuktikan bahwa kuliner tradisional mampu bertahan sekaligus
beradaptasi dengan zaman.
Es Buto Ijo Kediri bukan sekadar minuman pelepas dahaga, tetapi sebuah warisan kuliner yang sarat makna. Dari mitologi Jawa, kreativitas pedagang, hingga menjadi ikon kuliner yang viral, es ini mengajarkan bahwa tradisi bisa tetap segar dan relevan. Jadi, kalau Anda singgah di Kediri, jangan hanya mencari tahu kuning atau getuk pisang. Semangkuk es Buto Ijo yang hijau menyala bisa jadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Pertanyaan yang Sering
Diajukan
1. Apa bedanya Es
Buto Ijo dengan es dawet biasa?
Perbedaannya terletak pada tekstur dan warna. Cendol pada es Buto Ijo lebih
kenyal dan berwarna hijau pekat alami, sementara kuah santannya berpadu dengan
gula merah sehingga rasanya lebih legit dibanding es dawet biasa.
2. Apakah Es Buto
Ijo hanya bisa ditemukan di Kediri?
Tidak. Meskipun asalnya dari Kediri, beberapa kota lain di Jawa Timur juga
mulai menjual es ini. Namun, cita rasa paling otentik tetap bisa ditemukan di
warung-warung Kediri yang sudah menjualnya sejak puluhan tahun lalu.
Publshi By : vivian dewi
