Candi dan Situs Bersejarah di Nganjuk, Jejak Majapahit yang Memikat
![]() |
tankpan layar by goggle maps |
NGLENCER - Nganjuk, sebuah kabupaten
di Jawa Timur, ternyata menyimpan warisan sejarah yang luar biasa. Di balik
julukannya sebagai Kota
Angin, daerah ini berdiri kokoh dengan peninggalan arkeologis yang
menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit. Dari candi yang masih berdiri gagah
hingga situs yang menyimpan fragmen masa lalu, semuanya menghadirkan jejak
peradaban yang memikat.
Tak hanya sekadar bangunan
tua, candi dan situsbersejarah di Nganjuk adalah pengingat bahwa tanah ini pernah
menjadi bagian penting perjalanan budaya Jawa. Setiap bata merah, setiap
pahatan batu, seakan berbicara tentang kisah panjang yang membentuk identitas
masyarakat hingga kini.
Sejarah Singkat: Majapahit
dan Nganjuk
Kerajaan Majapahit yang
berdiri pada abad ke-13 hingga 15 M, dikenal sebagai salah satu kerajaan
terbesar di Nusantara. Dalam perjalanannya, wilayah Nganjuk memiliki peran
strategis, baik dalam jalur perdagangan maupun penyebaran agama Hindu-Buddha.
Salah satu titik penting
dalam sejarah adalah Prasasti
Anjuk Ladang yang menyebut Nganjuk sebagai wilayah anugerah
bagi para prajurit. Dari sinilah muncul banyak situs bersejarah yang hingga
kini masih bisa kita temukan, menjadikan Nganjuk sebagai “museum terbuka” dari
masa lalu Jawa kuno.
Baca Juga : 7 Air Terjun Terindah di Nganjuk yang Wajib Kamu Kunjungi
Deretan Candi dan Situs
Bersejarah di Nganjuk
1. Candi Ngetos
Candi Ngetos adalah ikon
sejarah Nganjuk yang paling dikenal. Konon, candi ini dibangun sebagai tempat
perabuan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit. Meski sebagian strukturnya telah
hilang dimakan waktu, aura keagungannya masih terasa. Bentuk arsitekturnya khas
Majapahit dengan batu merah yang kokoh.
Selain nilai sejarah,
kawasan sekitar Candi Ngetos juga menjadi destinasi wisata religi sekaligus
budaya. Tak jarang, para peziarah datang untuk merasakan ketenangan dan
menyelami jejak spiritual masa lalu.
![]() |
tangkapan layar by goggle maps |
2. Candi Lor
Jika Candi Ngetos identik
dengan Majapahit, Candi
Lor adalah simbol lahirnya Kabupaten Nganjuk. Di sinilah
ditemukan prasasti Anjuk Ladang, yang menandai kemenangan Mpu Sindok atas
musuh-musuhnya. Dari kata “Anjuk” inilah nama Nganjuk berasal.
Candi Lor bukan hanya situs
bersejarah, tetapi juga menjadi titik awal perjalanan panjang identitas
masyarakat Nganjuk.
3. Candi Kuncir
Terletak di Desa Kuncir,
situs ini mungkin tidak setenar Candi Ngetos atau Candi Lor, namun memiliki
nilai historis penting. Candi
Kuncir diyakini sebagai bagian dari kompleks keagamaan
Majapahit. Meski kini hanya tersisa reruntuhan, peneliti meyakini bahwa
bangunan ini dulunya berfungsi sebagai tempat pemujaan.
4. Candi Rejoso
Beralih ke wilayah Rejoso,
Anda bisa menemukan candi bercorak Hindu. Candi ini dianggap sebagai pusat kegiatan
keagamaan di masa lalu, terutama terkait dengan penyebaran ajaran Siwaisme.
Jejak batu bata dan pahatan yang tersisa menambah daya tarik bagi para peneliti
dan pencinta sejarah.
5. Situs Anjuk Ladang
Situs ini tidak kalah penting, karena menjadi saksi awal mula berdirinya Kabupaten Nganjuk. Prasasti Anjuk Ladang menceritakan pemberian tanah kepada prajurit yang berjasa. Keberadaan situs ini menegaskan betapa Nganjuk memiliki hubungan erat dengan sejarah politik dan militer pada masa Mataram Kuno hingga Majapahit.
7. Candi Mbangun dan Candi
Sumberbeji
Dua situs ini termasuk
peninggalan yang masih terus diteliti oleh arkeolog. Candi Mbangun
diyakini sebagai bagian dari kompleks peribadatan, sementara Candi Sumberbeji
terkenal karena pernah ditemukan arca perunggu langka di area ini. Temuan
tersebut memperkaya bukti bahwa Nganjuk pernah menjadi pusat penting dalam
budaya dan seni Majapahit.
Nilai Budaya dan Sejarah
Keberadaan candi dan situs bersejarah di
Nganjuk bukan hanya catatan arkeologis, tetapi juga cermin
perjalanan budaya Nusantara. Dari Majapahit yang megah, hingga jejak
Hindu-Buddha yang berpadu dengan masuknya Islam, semuanya tersimpan di sini.
Bagi masyarakat lokal,
situs ini adalah identitas. Bagi wisatawan, situs ini adalah pelajaran. Bagi
peneliti, situs ini adalah puzzle sejarah yang tak pernah habis digali.
Pelestarian dan Tantangan
Meski bernilai tinggi,
pelestarian situs bersejarah di Nganjuk bukan tanpa tantangan. Beberapa candi
sudah mengalami kerusakan karena faktor alam maupun ulah manusia. Kurangnya
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya warisan sejarah juga menjadi masalah
tersendiri.
Namun, berbagai upaya telah
dilakukan. Pemerintah daerah bekerja sama dengan arkeolog dan komunitas lokal
untuk merawat situs, melakukan pemugaran, hingga menjadikannya bagian dari
paket wisata edukasi.
Jejak Majapahit di
Nganjuk bukan
sekadar sisa masa lalu, melainkan warisan yang memperkaya jati diri bangsa.
Mengunjungi candi dan situs sejarah di Nganjuk adalah perjalanan menembus
waktu—dari masa keemasan Majapahit hingga lahirnya identitas lokal yang kita
kenal sekarang.
Dengan melestarikannya,
kita bukan hanya menjaga bangunan, tetapi juga menjaga cerita, kebanggaan, dan
warisan yang tak ternilai.
1. Apa candi tertua
di Nganjuk yang masih bisa dikunjungi?
Candi Lor dianggap sebagai salah satu candi tertua di Nganjuk, sekaligus cikal
bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk melalui Prasasti Anjuk Ladang.
2. Mengapa Nganjuk
disebut memiliki jejak Majapahit yang kuat?
Karena banyak candi dan situs di Nganjuk yang berasal dari masa Majapahit,
seperti Candi Ngetos dan Candi Rejoso, serta prasasti penting yang menegaskan
keterkaitan wilayah ini dengan kerajaan besar tersebut.
Publsh By vivian dewi