Sabtu, 25 Oktober 2025

Candi Penataran Candi Terbesar di Jawa Timur, Warisan Agung Majapahit

Candi Penataran Megah Warisan Agung Majapahit, Candi Terbesar di Jawa Timur

Candi Penataran, yang berdiri kokoh di lereng barat daya Gunung Kelud, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bukanlah sekadar tumpukan batu tua. Ia adalah sebuah episentrum spiritual yang monumental, saksi bisu transisi kekuasaan dari Kediri hingga puncak kejayaan Kerajaan Majapahit. Dikenal sebagai kompleks candi Hindu Siwa terbesar di Jawa Timur, arsitekturnya yang unik dan reliefnya yang kaya cerita menjadikannya warisan budaya tak ternilai yang terus memancarkan aura magis dan historis.

Artikel ini akan membawa Anda menelusuri setiap sudut kompleks candi yang luasnya hampir 13.000 meter persegi ini. Kita akan mengungkap rahasia di balik tata letaknya yang tak lazim, makna mendalam dari setiap ukiran batu, dan peran vitalnya dalam sejarah peradaban Jawa kuno.


Jejak Abadi Kerajaan di Kaki Gunung Kelud

Sejak awal pendiriannya, yang diperkirakan dimulai pada masa Kerajaan Kediri, kompleks suci ini telah dikenal dengan nama Candi Palah. Sebuah prasasti kuno menyebutkan bahwa candi ini didirikan sebagai tempat pemujaan Bhatara ri Palah atau Dewa Gunung, dengan tujuan menolak bala atau menangkal bahaya yang kerap datang dari letusan Gunung Kelud. Fungsi spiritualnya yang krusial membuat pembangunan candi terus berlanjut hingga mencapai bentuknya yang paling megah di era Majapahit, menjadikannya candi negara (State Temple) yang penting.


Transformasi Spiritual Menuju Pusat Majapahit

Meskipun fondasi awalnya dibangun oleh Kediri, nama Candi Penataran justru paling lekat dengan Majapahit. Kitab Negarakertagama mencatat bahwa kompleks ini dikunjungi secara khusus oleh sang Raja Agung dalam perjalanannya keliling Jawa Timur. Masa penggunaan candi ini terbentang hingga lebih dari dua abad, menghasilkan sebuah kompleks yang merefleksikan beragam gaya arsitektur dan keyakinan spiritual dari dua periode kerajaan yang berbeda.

Kehadiran kompleks yang luas dan bertingkat ini menunjukkan betapa pentingnya Candi Penataran sebagai lambang kekuasaan spiritual. Ia bukan hanya tempat ibadah; ia adalah miniatur kosmos yang diyakini menjadi axis mundi atau pusat dunia bagi kerajaan, tempat di mana hubungan antara raja dan dewa dijalin.


Arsitektur Tiga Halaman: Kisah yang Terukir dalam Batu

Salah satu ciri khas Candi Penataran yang membedakannya dari candi-candi lain di Jawa Tengah adalah tata letaknya yang non-simetris dan terbagi menjadi tiga halaman utama. Setiap halaman memiliki fungsi dan bangunan spesifik yang tersusun membujur dari barat ke timur, menghadap ke barat. Pembagian ini merepresentasikan tingkatan kesucian, di mana bagian paling timur—halaman belakang—dianggap sebagai area paling sakral.

Halaman Depan: Sambutan Arca Penjaga

Memasuki kompleks Candi Penataran, pengunjung disambut oleh sepasang Arca Dwarapala raksasa yang berfungsi sebagai penjaga gerbang. Arca-arca ini, yang berangka tahun 1320 Masehi, memiliki ekspresi garang, melambangkan perlindungan spiritual dan penolak segala kejahatan.

Di area ini, terdapat juga bangunan Bale Agung dan Pendopo Teras. Bale Agung, yang dulunya diperkirakan menjadi tempat musyawarah para tetua dan pemuka agama, menunjukkan fungsi sosial-politik candi selain fungsi ritual. Sementara itu, Pendopo Teras sering digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji dalam upacara keagamaan.

Halaman Tengah: Keunikan Candi Naga dan Angka Tahun

Di halaman kedua, perhatian tertuju pada Candi Naga. Bangunan unik ini memiliki ornamen naga yang melilit di bagian tubuh candi, seolah menopang bangunan tersebut. Naga ini sering dihubungkan dengan mitologi Naga Basuki, ular kosmis dalam cerita pengadukan lautan susu (Ksirarnawa) yang digunakan untuk mencari amrita (air kehidupan). Simbolisme ini menegaskan peran candi sebagai representasi Gunung Mandara (Mahameru), gunung suci yang digunakan dalam kisah tersebut.

Selain itu, terdapat Candi Angka Tahun yang bertuliskan angka tahun 1369 Masehi. Kehadiran berbagai penanggalan tahun di kompleks ini menegaskan bahwa pembangunan dan penambahan bangunan terjadi secara bertahap selama periode yang panjang, bahkan hingga menjelang keruntuhan Majapahit.

Halaman Belakang: Kesakralan Candi Induk dan Relief Epik

Halaman belakang adalah area paling sakral dan merupakan tempat berdirinya Candi Utama atau Candi Induk. Candi utama ini berbentuk teras berundak tiga, sebuah ciri khas arsitektur Jawa Timur yang berbeda dari candi-candi di Jawa Tengah yang cenderung ramping dan tinggi. Di sepanjang dinding teras pertama candi induk, terukir relief naratif yang memukau, yaitu kisah Ramayana. Penggambaran figur manusia pada relief ini memiliki gaya wayang yang khas, memberikan sentuhan seni lokal yang kental.

Di area yang sama, ditemukan pula Prasasti Palah yang berangka tahun 1197 Masehi. Prasasti ini menjadi bukti historis mengenai peresmian candi sebagai tempat pemujaan, memperkuat akar sejarahnya jauh sebelum Majapahit mencapai puncak keemasan. Kesakralan halaman belakang ini menjadi pusat dari segala ritual agung yang dilakukan oleh kerajaan.

Candi Penataran Megah Warisan Agung Majapahit, Candi Terbesar di Jawa Timur


Fakta Spiritual dan Warisan

Candi Penataran, dengan segala kemegahannya, menyimpan sejumlah fakta spiritual yang menarik. Salah satu LSI Keyword (Latent Semantic Indexing) yang relevan adalah hubungannya dengan legenda Sumpah Palapa Gajah Mada. Meskipun tidak ada bukti fisik di candi yang memuat tentang sumpah tersebut, lokasi Candi Penataran yang merupakan candi negara utama Majapahit membuatnya sering dikaitkan secara kolektif sebagai tempat bersejarah yang disukai oleh para petinggi kerajaan, termasuk Gajah Mada dan Hayam Wuruk.

Selain itu, keberadaan kolam suci (patirtan) yang airnya dipercaya tidak pernah kering meski musim kemarau panjang, menambah dimensi mistis pada kompleks ini. Kolam ini dahulu digunakan untuk ritual penyucian dan patīrthān suci oleh para pendeta dan bangsawan. Hingga kini, lokasi ini masih sering dikunjungi oleh para peziarah, yang meyakini adanya energi spiritual yang kuat di tempat ini.


Candi Penataran di Mata Dunia Modern

Saat ini, Candi Penataran bukan hanya warisan sejarah; ia adalah destinasi wisata budaya utama di Blitar dan Jawa Timur. Kompleks ini berfungsi sebagai ruang edukasi terbuka, menawarkan pelajaran langsung tentang arsitektur kuno, seni relief, dan sejarah Majapahit. Usulan kompleks ini dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1995 semakin menegaskan pentingnya pelestarian situs ini.

Pengunjung kini dapat menikmati keindahan arsitektur yang terjaga dengan baik sambil merenungi nilai-nilai luhur yang disampaikan melalui relief-relief kuno. Upaya pelestarian yang berkelanjutan dilakukan untuk memastikan bahwa kemegahan Candi Terbesar di Jawa Timur ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.

Penataran adalah bukti nyata kejayaan peradaban Hindu-Jawa, sebuah mahakarya arsitektur yang merekam perjalanan panjang sejarah Nusantara. Ia mengajak kita untuk tidak hanya mengagumi batu-batu yang tersusun, tetapi juga meresapi kisah agung yang tersembunyi di setiap ukirannya. Mengunjungi kompleks ini adalah sebuah perjalanan spiritual dan historis yang akan memperkaya pemahaman kita tentang akar budaya bangsa.


Candi Penataran Megah Warisan Agung Majapahit, Candi Terbesar di Jawa Timur

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *