Paket Outbound Wisata Bromo Batu Malang

Kamis, 25 September 2025

Sejarah Candi Prambanan: Kisah Megah di Balik Legenda Roro Jonggrang

Siapa yang tak kenal dengan dongeng Roro Jonggrang? Legenda tentang putri cantik yang meminta Bandung Bondowoso membangun seribu candi dalam semalam telah begitu lekat dengan Candi Prambanan. Namun, di balik selubung mitos yang memesona itu, tersembunyi sejarah nyata yang jauh lebih menakjubkan sebuah kisah tentang ambisi, keyakinan, dan persaingan politik dua dinasti besar di tanah Jawa.
Candi Prambanan
Sejarah Candi Prambanan sesungguhnya bukanlah tentang cinta yang ditolak, melainkan sebuah mahakarya yang lahir dari visi besar seorang raja pada pertengahan abad ke-9 Masehi.

Ambisi di Tengah Persaingan Dua Dinasti

Pada abad ke-8 dan ke-9, Pulau Jawa menjadi panggung bagi dua kekuatan besar: Dinasti Sailendra yang beragama Buddha dan Dinasti Sanjaya yang menganut Hindu Siwa. Dinasti Sailendra telah lebih dulu meninggalkan jejak monumental melalui pembangunan Candi Borobudur yang kolosal.

Kemegahan Borobudur bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga penegasan kekuasaan. Sebagai respons, Dinasti Sanjaya yang kembali memegang kendali atas Jawa Tengah tidak mau kalah.

Di bawah perintah Rakai Pikatan, dimulailah sebuah proyek raksasa yang bertujuan untuk menandingi, bahkan melampaui, kemegahan yang telah dicapai oleh pendahulunya.
Jawaban Megah untuk Borobudur
Pembangunan kompleks Candi Prambanan yang dimulai sekitar tahun 850 M adalah sebuah pernyataan politik yang kuat.
Candi Prambanan
Ini adalah penanda kembalinya supremasi Hindu di wilayah tersebut. Dengan membangun candi yang menjulang vertikal ke langit berbeda dengan Borobudur yang melebar Rakai Pikatan seolah ingin menunjukkan bahwa kekuasaannya mampu mencapai kahyangan.

Lokasinya yang tak jauh dari pusat kekuasaan Dinasti Sailendra juga mempertegas pesan ini.
Persembahan Agung untuk Trimurti
Di luar motif politik, inti dari pembangunan Candi Prambanan adalah tujuan spiritual yang mendalam.

Kompleks ini didedikasikan untuk Trimurti, tiga dewa tertinggi dalam kepercayaan Hindu. Tiga candi utama di halaman pusat melambangkan manifestasi Tuhan ini:

1. Candi Siwa (Tengah):

Bangunan tertinggi dan termegah (47 meter) dipersembahkan untuk Dewa Siwa sang Pelebur.

2. Candi Wisnu (Utara):

Dipersembahkan untuk Dewa Wisnu sang Pemelihara.

3. Candi Brahma (Selatan):

Dipersembahkan untuk Dewa Brahma sang Pencipta.

Setiap candi dihiasi dengan relief-relief indah yang menceritakan kisah epik, seperti Ramayana yang terukir di dinding Candi Siwa, menjadikannya bukan hanya tempat ibadah tetapi juga sebuah kitab batu yang abadi. Kisah ini jauh lebih kompleks dari sekadar legenda cinta tak sampai Roro Jonggrang.
Candi Prambanan

Dari Pembangunan hingga Puncak Kemegahan

Proyek raksasa ini tidak selesai dalam satu masa pemerintahan. Setelah Rakai Pikatan, kompleks Candi Prambanan terus disempurnakan dan diperluas oleh raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti Raja Lokapala dan Raja Balitung Maha Sambu.

Pada masa inilah Prambanan mencapai puncak kejayaannya, berfungsi sebagai candi agung kerajaan tempat digelarnya upacara-upacara keagamaan terpenting.
Ratusan candi perwara (pendamping) yang mengelilingi candi utama menunjukkan betapa besarnya skala kompleks ini sebagai pusat spiritual kerajaan.

Vendor Outbound Batu Malang

Pada akhirnya, sejarah berdirinya Candi Prambanan adalah cerminan dari peradaban yang luar biasa. Ia adalah bukti kemampuan rekayasa, cita rasa seni, dan kedalaman spiritual nenek moyang bangsa Indonesia.

Jadi, saat Anda berdiri di hadapannya, ingatlah bahwa Anda tidak hanya melihat tumpukan batu, tetapi sebuah warisan dari ambisi besar seorang raja dan persembahan tulus untuk para dewa yang masih memancarkan keagungannya hingga kini, menjadikannya destinasi wajib saat berkunjung ke Yogyakarta dan sekitarnya.

Penulis: Imel Mardiana Aulia Putri (mel)

Postingan Terkait

Provider Outbound Batu Malang

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *